Kamis, 07 Mei 2015

Tanah Serpentin

Tanah  serpentin mudah diketahui karena berwarna hijau-coklat dengan bebatuan mengkilap berwarna hitam legam dan putih pecah atau tersebar. Tanah serpentin memiliki kandungan logam berat yang tinggi seperti Cr (Kromium), Co (Kobalt), dan Ni (Nikel). Kandungan Ca (Kalsium) pada tanah ini biasanya rendah, sebaliknya kandungan Mg (Magnesium) tinggi. Nitrogen juga jarang tersedia di tanah serpentin sehingga menjadi faktor pembatas pertumbuhan tumbuhan. Secara umum, tanah serpentin bersifat miskin hara dan air. Tanah serpentin umumnya hanya mengandung sedikit agregat di permukaan tanahnya. Kandungan logam berat yang tinggi pada tanah ini dapat menghambat pertumbuhan tumbuhan, bahkan di beberapa tempat kadarnya mencapai ambang beracun bagi tumbuhan (Sudarmono, 2007). Kondisi tersebut membuat tumbuhan yang tumbuh di tanah serpentin melakukan simbiosis dengan cendawan ektomikoriza.  



Selasa, 04 November 2014

Urbanisasi dan Inovasi

Urbanisasi merupakan suatu bentuk perpindahan penduduk (salah satu imigrasi) dari desa menuju ke kota. Sehingga akhirnya menimbulkan kepadatan penduduk yang kemudian menghasilkan dampak negatif. Dampak negatif yang ditimbulkan dari adanya urbanisasi antara lain adalah kemiskinan dan kesehatan. Jika kita melihat ke kota besar seperti Jakarta, maka yang akan kita akan berpikir bahwa Urbanisasi sendiri juga akan menimbulkan dampak negatif dibidang budaya. Sebagai contoh, Budaya membuang sampah kesungai di Jakarta muncul karena padatnya kota Jakarta dan sulitnya menyadiakan tempat pembuangan Akhir dengan alasan terlalu dekat dengan pemukiman. Dan masih banyak lagi masalah lainnya yang ditimbulkan dari Urbanisasi dan Kepadatan Penduduk. Jika kita berbicara tentang dampak negatif dari urbanisasi maka tidak akan ada habisnya.
Urbanisasi tentu akan menimbulkan banyak dampak negatif, untuk mengatasi masalah-masalah yang ditimbulkannya maka diperlukan suatu inovasi. Sehingga dapat dikatakan Urbanisasi dapat mendorong terjadinya inovasi. Inovasi sendiri muncul karena suatu masalah yang terjadi, sebagai contoh suatu obat akan muncul setelah munculnya penyakit (obat mengikuti penyakit). Namun dapat pula muncul karena suatu masalah belum terjadi tetapi telah diperkirakan akan terjadi, contohnya Inovasi bendungan ditengah laut dibuat dikarenakan kota Jakarta diprediksi akan tenggelam. Urbanisasi tentu juga akan menimbulkan munculnya inovasi-inovasi baru, hal tersebut bertujuan untuk mengatasi masalah yang terjadi di kota yang padat. Contoh Inovasi yang terjadi karena adanya Urbanisasi adalah munculnya konstruksi bangunan bertingkat untuk mengatasi kepadatan penduduk.
Pada akhirnya kita akan berpendapat bahwa Urbanisasi tidak hanya menyebabkan dampak negatif tetapi juga menyebabkan dampak yang baik (positif). Kalimat tersebut dapat memunculkan pendapat baru yang lebih ekstrim, bahwa urbanisasi menyebabkan munculnya Inovasi baru. Namun yang menjadi permasalahan adalah; Apakah kita mempunyai SDM (terutama generasi muda) yang kreatif, pandai, dan berkualitas untuk berinovasi memecahkan masalah yang ditimbulkan dari adanya Urbanisasi?. Saya tidak berpikir apakah anda akan berpendapat bahwa Urbanisasi akan menyebabkan dampak buruk ataupun dampak negatif. Tetapi sudahkah anda menyiapkan diri,  untuk memecahkan masalah-masalah yang ditimbulkan oleh Urbanisasi.

Mari Belajar, Siapkan Diri, Untuk Berinovasi
Jangan berpikir untuk negara, tetapi pikirkan diri kita dulu.
Masyarakat Ekonomi Asean mengahadang didepan
Ketangguhan diri  Kita adalah ketangguhan Negara.
Jika kita tangguh, Negara juga akan tangguh


Interaksi Antar Makhluk Hidup

Amensalisme
  • Manusia: Orang yang nyanyi-nyanyi tidak jelas didekat orang yang sedang belajar
  • Hewan: Protozoa yang hidup dipantai Jamaika
  • Tumbuhan: Tanaman Akasia dibawah pohon Pinus besar yang rimbun
  • Mikroba: Mikroba penghasil antibiotik (Pennicillum sp) yang menghasilan Penicilin yang menghambat mikroba lain
Neutralisme
  • Manusia: Dua orang yang duduk bersebelahan dalam kereta
  • Hewan: Kucing dan semut dalam sebuah ruangan yang sama
  • Tumbuhan: Dua tanaman dalam pot berbeda yang diletakkan berdampingan
  • Mikroba:  Populasi Algae Spirulina sp dan Penium sp pada danau yang sama
Kompetesi

  • Manusia: Lomba lari cepat 1000 meter
  • Hewan: Kuda Nil dan Buaya yang memperebutkan sungai yang tinggal sedikit pada musim Kemarau
  • Tumbuhan: Tanaman pertanian dan gulma
  • Mikroba: Bakteri baik dan jahat dalam usus manusia
Parasitisme
  • Manusia: Seseorang orang yang selalu ngutang dengan temannya.
  • Hewan: Kutu pada Kucing.
  • Tumbuhan: Benalu pada pohon ketapang.
  • Mikroba: Trypnosoma pada darah manusia.
Predasi
  • Manusia: Kanibalisme; Sumanto
  • Hewan: Kucing dan Tikus
  • Tumbuhan: Tumbuhan Karnivora; Kantong Semar
  • Mikroba: protozoa Didinium dapat menelan dan mengkonsumsi protozoa Paramaecium yang lebih besar
Komensalisme
  • Manusia: Seseorang yang belum paham meminta ajari kepada temannya yang sudah paham.
  • Hewan: Ikan Badut Dengan Anemon
  • Tumbuhan: Anggrek dengan pohon Pinus
  • Mikroba: Algae yang menempel pada cangkang molusca sungai atau danau
Protokoperasi
  • Manusia: Calo dan Sopir
  • Hewan: Kerbau Rawa dan Burung Jalak
  • Tumbuhan:  Bunga dan Kupu-kupu (sama-sama menguntungkan tapi tidak saling bergantung
  • Mikroba: Lichenes (Lumut dan Algae)

Mutualisme

  • Manusia: Penjual dan Pembeli
  • Hewan: Sapi dengan Bakteri Selulolitik dalam ususnya
  • Tumbuhan: Fungi Mikoriza dengan tanaman Pinus yang tumbuh di Tanah Kritis
  • Mikroba: Rayap dengan Protozoa 

Sabtu, 06 September 2014

Hymne, Mars Unlam & Mars MIPA ; Selangkah Lebih Maju

HYMNE UNLAM
Semboyan menyala dalam dada mahasiswa
Berlomba capai cita-cita
Jadi Insan Pancasila
Lambung Mangkurat
Universitas kami
Tempat Kami berbakti
Waja sampai kaputing
Waja Sampai Kaputing
Pantang melangkah mudur
Usaha Sampai Akhir
MARS UNLAM
Universitas Lambung Mangkurat
Mendidik putra putri bangsa
Pancasila dan Undang-undang Dasar  45
Sebagai Dasar Perjuangan
Unlam Selalu siap sedia
Memberi ilmu pengetahuan
Demi Indonesia Raya
Membangkitkan jiwa kebangsaan
Wahai putra bangsa, engkaulah harapan bangsa
Wahai mahasiswa siapkanlah dirimu
Engkaulah pemimpin masadepan
Sematngat waja sampai kaputing
Majulah terus pantang mundur
Jadilah Kesatria bangsa,
Berbaktilah pada Negara
Indonesiiaaa
MARS MIPA
Muda-mudi mahasiswa MIPA
Kami siap, maju bersama
Demi kejayaan negara
Demi kebanggaan bangsa
Menjunjung tinggi pancasila, Undang-undang dasar 45
Dimanapun kami berada, kami kan selalu berjaya
Membawa satu nama MIPA
Lelahpun takkan terasa
Dengan membusungkan dada
Jangan tundukkan kepala
Muda-mudi mahasiswa MIPA
Selalu siap untuk berkarya
Pastikan tuk slalu berjaya
Kami kan Slalu berjaya
Kami kan Slalu berjaya

Kalau lagu yang terakhir ini merupakan lagu yang dibawakan Padus HIMABIO "APIDAE" waktu Dekan Cup 2013.
SELANGKAH LEBIH MAJU
Slalu kucinta dan aku banggakan
Didalam hatiku selamanyaaa
Mari bersama kita gapai cita
Semoga kita semua selangkah lebih Majuuu
Du,,,dudu,,,dududu,,,duduaaa 2X
Hai sobat taukah kalian
Sungguh hatiku rasa bahagia
Kutemukan indahnya dunia
Saat berkumpul dengan kaliaaan
Du,,,dudu,,,dududu,,,duduaaa 2X
Hai kawan marilah bersama
Kita rayakan hari bahagia
Hari baru penuh sukacita
Tambah usia fakultas kita
Susah senang jalani bersama
Tanpa ada rasa keraguan
Mari kita bangun masadepan
Bersama... Mulai dari saat ini
Akan slalu kucinta dan aku banggakan
Didalam hatiku selamanya
Mari bersama kita gapai cita
Semoga kita semua Selangkah Lebih Majuuu
.........................
Susah senang jalani bersama
Tanpa ada rasa keraguan
Mari kita bangun masadepan
Bersama... Mulai dari saat ini
Akan slalu kucinta dan aku banggakan
Didalam hatiku selamanya
Mari bersama kita gapai citaa
Semoga kita semua Selangkah Lebih Majuuu
............................
Akan slalu kucinta dan aku banggakan
Didalam hatiku selamanya
Mari bersama kita gapai cita

Semoga kita semua Selangkah Lebih Majuuu

Untuk versi PDF bisa di download di sini

Kamis, 28 Agustus 2014

Jelutung (Dyera pollyphylla)

PENDAHULUAN
Provinsi Kalimantan Selatan mempunyai lahan rawa seluas 191.022 ha yang terdapat di Kabupaten Barito Kuala, Banjar dan tiga Kabupaten lainnya dengan luas masing-masing 93.365 ha, 49.267 ha dan 48.390 ha. Dari luas tersebut yang sudah dimanfaatkan baru mencapai 155.860 ha (81,59%) dari total luas potensi lahan rawa di Provinsi Kalimantan Selatan (Bakhri, 1993).
Besarnya luasan lahan rawa yang terlantar seperti tersebut di atas disebabkan oleh adanya hambatan internal lahan rawa berupa sifat fisika, kimia, biologi, tata air dan sosial ekonomi yang menghambat kegiatan budidaya tanaman. Sifat kimia lahan yang menghambat antara lain: kemasaman dan kesuburan tanah yang rendah (miskin hara). Sifat fisika yang menghambat adalah adanya penyusutan ketebalan (subsidence) dan kondisi fisik lahan. Faktor tata air yang menghambat adalah adanya variasi genangan. Kendala biologis berupa tingginya serangan hama dan penyakit serta infeksi gulma. Kendala sosial ekonomi di daerah rawa meliputi: (a) rendahnya tingkat pendidikan dan ketrampilan petani, (b) terbatasnya tenaga dan modal petani yang menyebabkan timbulnya kesulitan dan lambannya adopsi teknologi baru. Kelembagaan agribisnis seperti penyediaan sarana produksi, pengolahan pasca panen, pemasaran hasil, sistem informasi dan penyuluhan serta aksesibilitas lokasi masih terbatas dan belum berkembang serta berfungsi secara baik.
Upaya memproduktifkan kembali lahan rawa terlantar dapat dilakukan melalui pembangunan hutan rakyat dengan teknik agroforestry berbasis jenis lokal (indigenous species) yang dilakukan secara partisipatif. Pembangunan hutan rakyat tersebut diharapkan dapat memulihkan dan meningkatkan fungsi ekologi serta ekonomi lahan rawa di Provinsi
Kalimantan Selatan.

Jelutung rawa (Dyera pollyphylla Miq. Steenis atau sinonim dengan D. lowii Hook F) merupakan jenis pohon lokal (indigenous tree species) hutan rawa yang prospektif untuk dikembangkan pada hutan rakyat di lahan rawa karena keunggulan ekologi dan ekonomi yang dimilikinya. Jelutung rawa mempunyai daya adaptasi yang baik dan teruji pada lahan rawa, pertumbuhannya relatif cepat dan dapat dibudidayakan dengan manipulasi lahan yang minimal, mempunyai daya adaptasi yang baik dan telah teruji pada lahan rawa mempunyai pertumbuhan yang cepat (riap diameter 2,0 – 2,5 cm/tahun, riap tinggi 1,6 – 1,8 m/tahun) dapat dibudidayakan dengan manipulasi lahan minimal mempunyai hasil ganda, getah (untuk permen karet, kosmetik, isolator) dan kayu (untuk pencil slate, vinir, moulding) sudah dikenal dan dimanfaatkan lama oleh masyarakat dapat dibudidayakan seperti tanaman karet, pada masa produktif disadap getahnya, pada akhir daur dimanfaatkan kayunya.
BUDIDAYA POHON JELUTUNG (Dyera spp.)
Pohon jelutung berbentuk silindris, tingginya bias mencapai 25-45 m, dan diameternya bisa mencapai 100 cm. Kulitnya rata, berwarna abu-abu kehitam-hitaman, dan bertekstur kasar. Cabangnya tumbuh pada batang pohon setiap 3-15 m. Bentuk daunnya memanjang, pada bagian ujungnya melebar dan membentuk rokset. Sebanyak 4-8 helai daun tunggal itu duduk melingkar pada ranting. Jelutung berbunga dua kali setahun. Bunga malainya berwarna putih, dan buahnya berbentuk polong. Apabila sudah matang, buahnya pecah untuk menyebarkan biji-bijinya yang berukuran kecil dan bersayap ke tempat di sekitarnya.
1.      Kesesuaian Lahan
Jelutung tumbuh baik di daerah hutan hujan tropis yang beriklim tipe A dan tipe B menurut Schmidt & Ferguson; tanah berpasir, tanah liat, dan tanah rawa; dengan ketinggian tempat tumbuhnya 20-80 m dari permukaan laut.
Adapun proses budidaya jelutung rawa :
2.      Pembibitan
            Jelutung rawa berbuah setiap tahun, mulai berbunga pada bulan November-Desember dan buah telah matang (dapat dipanen) bulan Mei-Juni (tergantung musim). Masa simpan benih pendek yakni 1 - 2 bulan maka sebaiknya setelah dipanen benih langsung dikecambahkan. Benih yang baik akan mul;ai berkecambah setelah 1 minggu penyemaian  kemudian akan tumbuh sepasang kotiledon, pada saat ini kecambah sudah bisa dipindahkan ke polybag. Pada fase ini perlu kehati-hatian dan harus orang yang berpengalaman karena batang kecambah lunak dan mudah patah. Setelah bibit berumur 8 - 10 bulan maka bibit sudah siap dipindahkan ke lapangan. Kriteria bibit sudah siap tanam : Tinggi antara 35 - 50 cm, diameter batang 0,5 - 0,7 cm, jumklah daun 8 - 12 helai, bentuk batang lurus, bentuk batang lurus dan terbebas dari serangan hama dan penyakit.
3.      Penyiapan Lahan
Penyipan lahan cukup dilakukan dengan membuat jalur tanaman selebar 1 - 1,5 m karena tanaman jelutung muda masih butuh naungan, pembersihan lahan dapat dilakukan secara manual maupun dengan menggunakan herbisida. Dalam penyiapan lahan sebaiknya didesai dengan emmbuat sekat bakar yang berfungsi sebagai pelindung tanaman dari bahaya kebakaran lahan.
4.      Penanaman
-          Untuk penanaman murni maupun rehabilitasi kawasan hutan jarak tanam yang dianjurkan adalah 4 x 5 m atau 5 x 5 m. Pada umur 5 tahun dapat dilakukan penjarangan sehingga jarak tanamnya menjadi 8 x 8 atau 8 x 10 m. Tapi alangkah baiknya tidak dilakukan penjarangan karena sayang kalau ditebang...
-          Bagi yang memiliki lahan terbatas dan sudah terlanjur ditanami tanaman kopi, kelapa sawit dan atau kelapa dalam jangan khawatir masih bisa ditanami jelutung dengan sistem tumpang sari. Jarak tanam disesuaikan dengan jarak tanam tanaman pokok, pola tanamnya diagonal (mata lima) seperti mata dadu lima, kayu jelutungnya ditanam ditengah-tengah tanaman pokok. Untuk penanam di sela-sela tanaman sawit dianjurkan umur kelapa sawit di atas 5 tahun, dengan asumsi bahwa masa produkstif kelapa sawit di lahan gambut 5 - 15 tahun, jadi pada saat kelapa sawit berumur 15 tahun tanaman jelutung sudah berumur 10 tahun, sehingga produksi kelapa sawit mulai berkurang pohon jelutung sudah bisa di sadap.
5.       Pemeliharaan
-      Untuk penanaman murni pemeliharaan yang paling penting adalah pada tahun ke-1 setelah tanam, berupa penyiangan, pendangiran, penyulaman, pemupukan (jika ada modal) dan pemberantasan hama dan penyakit (jika diperlukan).
-      Sedangkan pemeliharaan tanaman jelutung yang ditanam disela-sela tanaman perkebunan (tumpang sari) pemeliharaan relativ lebih mudah, karena komponen pemeliharaan sudah menjadi satu dengan pemeliharaan tanaman pokok.

                 MANFAAT EKONOMIS JELUTUNG
Jelutung sebagai komoditi pohon di lahan rawa tentu memiliki beberapa keunggulan ekonomis yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat lokal untuk pengembangan ekonomi mereka, hal tersebut antara lain adalah:
A.    Getah
Pohon jelutung menghasilkan getah berwarna putih. Penyadapan getah jelutung dilakukan padas pohon jelutung yang berdiameter lebih-kurang 20 cm. Sekali penyadapan menghasilkan getah jelutung 0,1-0,6 kg/pohon. Setahun penyadapan getah jelutung bisa dilakukan 40 kali. Sebagai gambaran, dengan asumsi harga getah jelutung dipasaran sebesar Rp 3.000,-/kg, dengan jumlah pohon 200 pohon/ha, maka nilai ekonomis getah jelutung per hektar Rp 2.400.000,- – Rp 13.440.000,-.
B.     Kayu
Setelah pohon jelutung tidak lagi menghasilkan getahnya, pohonnya bisa ditebang untuk dimanfaatkan kayunya. Kayu jelutung dapat digunakan untuk bahan: cetakan bangunan, meja gambar, kelom, ukiran, sepasiter baterai, kayu lapis dan pensil.
Menurut perencanaan pembangunan hutan rakyat, pertumbuhan diameter pohon jelutung rata-rata 1,58 cm/tahun, dan dengan umur masak tebangnya 35 tahun, maka rata-rata diameter pohonnya lebih besar 50 cm. Dengan asumsi rata-rata tinggi pohon bebas cabang 15 m, volume rata-rata 2,94 m3, jumlah pohon 200/ha, dan harga kayu di pasaran Rp. 200.000,-/m3, maka nilai kayu jelutung per ha Rp. 117.600.000,-
JELUTUNG UNTUK HUTAN RAKYAT DI LAHAN RAWA
Keberhasilan pembangunan hutan rakyat di lahan rawa salah satunya ditentukan oleh faktor pemilihan jenis yang tepat dari aspek ekonomi, sosial budaya dan ekologis. Pemilihan jelutung untuk hutan rakyat di lahan rawa didasari oleh alasan sebagai berikut.
1.      Kemampuan beradaptasi pada lahan rawa telah teruji. Daya adaptasi yang baik pada lahan rawa merupakan syarat mutlak bagi suatu jenis pohon yang akan digunakan untuk merehabilitasi lahan rawa terdegradasi. Jelutung mempunyai daya adaptasi yang baik pada lahan rawa yang selalu tergenang atau tergenang berkala.
2.      Pertumbuhan yang relatif cepat. Jelutung mempunyai pertumbuhan yang relatif cepat, pada kondisi alami riap diameter pohon berkisar antara 1,5 – 2,0 cm per tahun (Bastoni dan Riyanto, 1999). Pohon jelutung yang dibudidayakan dengan pemeliharaan semi insentif riap diameternya dapat mencapai 2,0 – 2,5 cm per tahun (Bastoni, 2001).
3.      Dapat dibudidayakan dengan manipulasi lahan yang minimal. Jelutung dapat dikembangkan untuk hutan rakyat di lahan rawa dengan gangguan terhadap lahan yang sangat minimal. Hal ini dimungkinkan sebab penanaman jelutung di lahan rawa dapat dilakukan tanpa pembuatan kanal untuk sistem drainase. Pembuatan kanal merupakan bentuk gangguan berat pada lahan yang berdampak negatif, seperti: terjadinya perubahan status hidrologi dari kondisi tergenang menjadi tidak tergenang, terjadinya penurunan tebal lapisan (subsidence) dan menyebabkan sifat kering tak balik. Kondisi tersebut menyebabkan lahan rawa menjadi sangat rawan kebakaran pada musim kemarau.
4.      Hasil ganda (getah dan kayu). Pengembangan jelutung mempunyai prospek yang baik karena kedua jenis produk pohon jelutung (getah dan kayu) memiliki banyak manfaat. Kayu jelutung berwarna putih kekuningan, bertekstur halus, arah serat lurus dengan permukaan kayu yang lici mengkilap. Sifat kayu jelutung tersebut sangat baik digunakan sebagai bahan baku industri mebel, plywood, moulding, pulp, patung dan pencil slate. Getah jelutung dapat digunakan sebagai bahan baku permen karet, isolator dan soft compound ban. Pasar kayu jelutung di dalam negeri relatif baik, hal ini disebabkan oleh kebutuhan bahan baku industri pencil slate yang mencapai 180.670 m3 per tahun (Bastoni dan Lukman, 2004).
5.      Masukan (input) biaya budidaya relatif rendah. Bastoni dan Karyaatmadja (2003) menyatakan bahwa dalam jangka waktu tiga tahun biaya yang dikeluarkan pada pembangunan hutan tanaman jenis jelutung untuk bibit, penyiapan lahan, penanaman dan pemeliharaan sekitar Rp2,88 juta per ha lahan.
6.      masyarakat telah mengenal jelutung. Jelutung dapat dibudidayakan seperti tanaman karet, yaitu pada masa produktif disadap getahnya dan pada saat produktivitas getahnya menurun dapat dimanfaatkan kayunya. Pola budidaya jelutung mirip dengan karet, yaitu hasil getah mulai umur 8-10 tahun sampai sepanjang daur dan hasil kayu pada akhir daur. Kemiripan budidaya jelutung dengan karet menjadikan masyarakat tidak
mengalami kesulitan untuk membudidayakannya.

PENUTUP
Pengembangan hutan rakyat jenis jelutung untuk memproduktifkan lahan rawa terlantar dapat dilakukan dengan mengembangkan pola kemitraan. Pembangunan hutan rakyat jenis jelutung dengan pola kemitraan dapat diinisiasi dan dikembangkan oleh suatu badan usaha kehutanan. Masyarakat pemilik lahan hanya menyediakan areal untuk pembangunan hutan rakyat jenis jelutung. Para pengusaha menyiapkan pendanaan, teknologi budidaya dan infrastruktur pemasaran hasilnya. Skema umum dari bentuk kemitraan pembangunan hutan rakyat jenis jelutung pada areal milik ini adalah sebuah benefit-cost sharing antara pemilik lahan dengan perusahaan yang disepakati bersama dalam suatu dokumen perjanjian.

DAFTAR PUSTAKA
Harun, Marinus Kristiadi. 2006. Jelutung Rawa; Primadona Baru Penghasil Getah.http://www.radarbanjarmasin.com,
diakses pada 24 November 2013
Rotinsilu, M Johanna.dkk. Teknik Budidaya Jelutung, Galam, dan Ramin. Fakultas Pertanian Universitas Palangkaraya, Palangkaraya.

Bahtimi, Y. 2009. Jelutung (Dyera,Spp) Dan Strategi Pengembangannya Di Lahan 

            Rawa Kalimantan Selatan Sebagai Penunjang Peningkatan Ekonomi

Masyarakat Lokal. Fakultas Kahutanan Universitas Labung Mangkurat,

Banjarbaru Kalimantan Selatan

http://hijaualami.wordpress.com (diakses pada tanggal 25 November 2013)

Rabu, 27 Agustus 2014

Kenapa BIOLOGI,,,,?? (Pilihan Untuk Masadepan)

Aku merupakan seorang Mahasiswa BIOLOGI Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat. Ingat BIOLOGI,, bukan Pendidikan Biologi. 

Kenapa harus  BIOLOGI,,? 
Kenapa tidak Ilmu Teknik, Kesehatan, Kedokteran, Sosial, atau yang lainnya?

Akan banyak sekali pertanyaan yang akan muncul....
Ada banyak alasan yang bisa kubuat...

Namun aku akan menjawab, bahwa aku telah jatuh cinta terhadap BIOLOGI sejak masih kecil,, 
tetapi aku baru menyadarinya setelah aku SMA. 
Aku hidup dan terlahir didunia yang dekat dengan banyak tumbuhan dan Hewan Peliharaan.
Yup, aku terlahir di sebuah desa, tepatnya di Kabupaten Hulu Sungai Tengah.. Masyarakat disana mayoritas bermata pencarian sebagai Petani,, termasuk Orangtuaku. 
Kecintaanku pada BIOLOGI-pun semakin dalam, apalagi setelah aku berhasil meraih Juara III Olimpiade Sains Nasional Bidang BIOLOGI Tingkat Kabupaten. Sampai akhirnya, pada saat Pendaftaran Mahasiswa Baru tahun ajaran 2013/2014 aku memutuskan untuk memilih Program Studi BIOLOGI (tepatnya sebagai pilihan pertama).  Keputusanku itu terbilang ekstrim, bagaimana tidak,,!!
Bayangkan saja, kebanyakan lulusan SMA di dareah asalku akan memilih bidang Pendidikan dan Keguruan, Kesehatan, atau Pertanian. 

Ya memang benar, kebanyakan orang didunia, akan memilih jurusan yang prospeknya jelas dan menjanjikan.

Ada banyak hal yang menjadikan Program Studi BIOLOGI menjadi kurang diminati. 
Kebanyakan karena faktor pekerjaan,,,, 
Program Studi BIOLOGI dianggap tidak mempunyai prospek yang jelas,, padahal dibanding Program Studi yang lain, BIOLOGI jelas mempunyai prospek yang sangat baik..
Jika tidak percaya, maka silahkan telusuri di pencarian Mbah Google
Aku jelas tidak akan pernah menyesal, karena Akreditasi Program Studi BIOLIGI tempatku berkuliah sudah terakreditasi "A". 

Sekarang giliran kamu untuk melakukan hal yang sama 

Kuliah di BIOLOGI...!! Mengapa Tidak,,,??

Quote   : Jangan takut akan masadepan, masadepan kita yang tentukan,,,
Notes   : Jangan berpikir dengan kuliah di BIOLOGI kamu tak punya masadepan,,,

http://biofapetub.wordpress.com/

Selasa, 26 Agustus 2014

Cerita Sekolahku (SMA)

4 tahun yang lalu merupakan saat dimana aku diterima  masuk sebuah SMA (tepatnya SMA Negeri 6 Barabai). Awalnya aku sangat ingin  bersekolah di SMAN 1 ataupun SMAN 2 Barabai. Namun kenyataan berkata lain, akhirnya aku harus melanjutkan SMA di SMA 6. Meskipun demikian, akhirnya setelah diterima disana aku mendapatkan banyak teman dan pandanganku tentang SMA 6 pun berubah. Di SMA 6 aku berubah menjadi seorang anak emas, padahal ketika SD dan SMP aku hanya bisa sampai di peringkat kedua. Bahkan semuanya sudah dimulai sejak pengumuman kelulusan (penerimaan siswa Baru), aku berada diurutan pertama penerimaan siswa baru. Di  semester awal aku merebut perhatian taman-teman sekelas dan mendapatkan peringkat pertama. Teman-temanku selalu bertanya kepadaku, jika ada matapelajaran  yang tidak mereka pahami (kurang mengerti). Sampai akhirnya aku naik kekelas XI, aku memilih jurusan IPA. Pastinya akan terjadi persaingan yang sangat ketat. Akupun akhirnya pernah meraih peringkat dua. Di SMA ini, aku dipercayakan oleh guru-guru untuk mengikuti berbagai perlombaan mewakili sekolah di tingkat kabupaten. Sampai akhirnya aku pernah meraih juara III Olimpiade Sains Nasional tingkat kabupaten Bidang BIOLOGI. Tidak terasa akupun hampir lulus dari SMA 6 , waktu berlalu begitu cepat. Akupun LULUS, aku lulus sebagai lulusan terbaik satu. Hal yang membuatku bangga karena telah menjadi alumni SMA N 6 Barabai adalah karena aku bertemu dengan banyak teman yang baik dan guru-guru yang selalu memotivasiku. Aku menyadari satu hal, yaitu Allah SWT memberikanku kesempatan yang sangat spesial, kesempatan yang tidak bisa dimiliki oleh orang lain, kesempatan untuk bersekolah di SMA Negeri 6 Barabai. Memang benar sekolah ini bukanlah sekolah favorit, bukan sekolah yang diperhitungkan. Tetapi aku yakin; suatu saat nanti, sekolah ini akan menjadi salah satu sekolah yang diperhitungkan. Dan saat itu terjadi, aku sudah berbeda dari sebelumnya; yaitu aku telah menjadi orang yang sukses. Sebuah sekolah menjadi sekolah yang difavoritkan bukan karena sekolah tersebut menjadi nomor satu, tetapi karena sekolah tersebut mempunyai sejarah yang sangat yang penting (tak ternilai), karena seorang tokoh terlahir disekolah tersebut. Sampai saat ini aku sangat yakin bahwa aku akan menjadi seseorang yang sukses, seseorang yang merupakan bagian dari sejarah di SMAN 6 Barabai. 


Untuk yang terakhir, aku mengucapkan terima kasih kepada guru-guruku di SMA Negeri 6 Barabai. Guru-guru yang telah memberikan ilmu pengetahuan, membimbing, dan membuatku mampu berdiri ditempat yang jauh, tempat yang asing, Terima kasih sudah menjadi guruku, dan juga do'akan Ulun agar bisa sukses dimasa yang akan datang,,,,

Untuk teman-temanku di SMA, terima kasih karena telah menjadi temanku, memberikan warna dalam hidupku, bersama-sama mari kita gapai impian kita masing-masing, membuat masa depan lebih indah. Terima Kasih karena telah singgah dihidupku, semoga kita berjumpa lagi dimasa depan dengan mimpi yang indah...