Gardner
merumuskan teori Inteligensi Ganda (Multiple
Intelligence) yang didorong oleh pendapatnya bahwa pandangan dari sisi
psikometri dan kognitif saja terlalu sempit untuk menggambarkan konsep
inteligensi. Pendekatan teori Gardner sangat berorientasi pada struktur
inteligensi.
Gardner
menggunakan beberapa macam criteria, yaitu (a) pengetahuan mengenai
perkembangan individu yang normal dan yang superior, (b) informasi mengenai
kerusakan otak, (c) studi mengenai orang-orang konsepsional seperti individu yang
luar biasa pintar, juga individu idiot
savant, dan orang-orang autistic, (d) data psikometrik, dan (e) studi
pelatihan psikologis. Gardner mengatakan bahwa berbagai inteligensi yang telah
diidentifikasinnya bersifat universal sekalipun secara budaya tampak berbeda.
Pada tahun 1983 Howard Gardner dalam bukunya The Theory of
Multiple Intelegence, mengusulkan tujuh macam komponen kecerdasan, yang
disebutnya dengan Multiple Intelegence (Intelegensi Ganda). Intelegensi ganda
tersebut meliputi: (1) kecerdasan linguistic-verbal dan (2) kecerdasan
logiko-matematik yang sudah dikenal sebelumnya, ia menambahkan dengan komponen
kecerdasan lainnya yaitu (3) kecerdasan spasial-visual, (4) kecerdasan
ritmik-musik, (5) kecerdasan kinestetik, (6) kecerdasan interpersonal, (7)
kecerdasan intrapersonal. Sekarang tujuh kecerdasan tersebut di atas sudah
bertambah lagi dengan satu komponen kecerdasan yang lain, yaitu (8) kecerdasan
naturalis.
1. Kecerdasan Linguistic-Verbal
Kecerdasan ini berupa
kemampuan untuk menyusun pikirannya dengan jelas juga mampu mengungkapkan
pikiran dalam bentuk kata-kata seperti berbicara, menulis, dan membaca. Orang
dengan kecerdasan verbal ini sangat cakap dalam berbahasa, menceriterakan
kisah, berdebat, berdiskusi, melakukan penafsiran, menyampaikan laporan dan
berbagai aktivitas lain yang terkait dengan berbicara dan menulis. Kecerdasan
ini sangat diperlukan pada profesi pengacara, penulis, penyiar radio/televisi,
editor, guru.
Lebih jelasnya kecerdasan
ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut.
-
Mampu
membaca, mengerti apa yang dibaca.
-
Mampu
mendengar dengan baik dan memberikan respons dalam suatu komunikasi verbal.
-
Mampu
menirukan suara, mempelajari bahasa asing, mampu membaca karya orang lain.
-
Mampu
menulis dan berbicara secara efektif.
-
Tertarik
pada karya jurnalism, berdebat, pandai menyampaikan cerita atau melakukan
perbaikan pada karya tulis.
-
Mampu
belajar melalui pendengaran, bahan bacaan, tulisan dan melalui diskusi, ataupun
debat.
-
Peka
terhadap arti kata, urutan, ritme dan intonasi kata yang diucapkan.
-
Memiliki
perbendaharaan kata yang luas, suka puisi, dan permainan kata.
Profesi: pustakawan,
editor, penerjemah, jurnalis, tenaga bantuan hukum, pengacara, sekretaris, guru
bahasa, orator, pembawa acara di radio / TV, dan sebagainya.
2.
Kecerdasan
Logiko-Matematik
Kecerdasan ini ditandai
dengan kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan angka-angka dan bilangan,
berpikir logis dan ilmiah, adanya konsistensi dalam pemikiran.. Seseorang yang
cerdas secara logika-matematika seringkali tertarik dengan pola dan
bilangan/angka-angka. Mereka belajar dengan cepat operasi bilangan dan cepat
memahami konsep waktu, menjelaskan konsep secara logis, atau menyimpulkan
informasi secara matematik. Kecerdasan ini amat penting karena akan membantu
mengembangkan keterampilan berpikir dan logika seseorang. Dia menjadi mudah
berpikir logis karena dilatih disiplin mental yang keras dan belajar menemukan
alur piker yang benar atau tidak benar. Di samping itu juga kecerdasan ini
dapat membantu menemukan cara kerja, pola, dan hubungan, mengembangkan
keterampilan pemecahan masalah, mengklasifikasikan dan mengelompokkan,
meningkatkan pengertian terhadap bilangan dan yang lebih penting lagi
meningkatkan daya ingat.
Lebih jelasnya kecerdasan
ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut.
-
Mengenal
dan mengerti konsep jumlah, waktu dan prinsip sebab-akibat.
-
Mampu
mengamati objek dan mengerti fungsi dari objek tersebut.
-
Pandai
dalam pemecahan masalah yang menuntut pemikiran logis.
-
Menikmati
pekerjaan yang berhubungan dengan kalkulus, pemograman komputer, metode riset.
-
Berpikir
secara matematis dengan mengumpulkan bukti-bukti, membuat hipotesis, merumuskan
dan membangun argumentasi kuat.
-
Tertarik
dengan karir di bidang teknologi, mesin, teknik, akuntansi, dan hukum.
-
Menggunakan
simbol-simbol abstrak untuk menjelaskan konsep dan objek yang konkret.
Profesi: auditor,
akuntan, ilmuwan, ahli statistik, analisis / programer komputer, ahli ekonomi,
teknisi, guru IPA / Fisika, dan sebagainya.
3. Kecerdasan Spasial-Visual
Kecerdasan ini ditunjukkan oleh kemampuan
seseorang untuk melihat secara rinci gambaran visual yang terdapat di
sekitarnya. Seorang seniman dapat memiliki kemampuan persepsi yang besar. Bila
mereka melihat sebuah lukisan, mereka dapat melihat adanya perbedaan yang
tampak di antara goresan-goresan kuas, meskipu orang lain tidak mampu
melihatnya. Dengan mengamati sebuah foto, seorang fotografer dapat membuat
analisis mengenai kelemahan atau kekuatan dari foto tersebut seperti arah
datangnya cahaya, latar belakang, dan sebagainya, bahkan mereka dapat memberi
jalan keluar bagaimana seandainya foto itu ditingkatkan kualitasnya. Kecerdasan
ini sangat dituntut pada profesi-profesi seperti fotografer, seniman,
navigator, arsitek. Pada orang-orang ini dituntut untuk melihat secara tepat
gambaran visual dan kemudian member arti terhadap gambaran tersebut.
Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki
ciri-ciri kemampuan sebagai berikut.
-
Senang
mencoret-coret, menggambar, melukis dan membuat patung.
-
Senang
belajar dengan grafik, peta, diagram, atau alat bantu visual lainnya.
-
Kaya
akan khayalan, imaginasi dan kreatif.
-
Menyukai
poster, gambar, film dan presentasi visual lainnya.
-
Pandai
main puzzle, mazes dan tugas-lugas lain yang berkaitan dengan manipulasi.
-
Belajar
dengan mengamati, melihat, mengenali wajah, objek, bentuk, dan warna.
-
Menggunakan
bantuan gambar untuk membantu proses mengingat.
Profesi: insinyur,
surveyor, arsitek, perencana kota, seniman grafis, desainer interior,
fotografer, guru kesenian, pilot, pematung, dan sebagainya.
4. Kecerdasan Ritmik-Musik
Kecerdasan ritmik-musikal
adalah kemampuan seseorang untuk menyimpan nada di dalam benaknya, untuk
mengingat irama, dan secara emosional terpengaruh oleh musik. Kecerdasan
musikal merupakan suatu alat yang potensial karena harmoni dapat merasuk ke
dalam jiwa seseorang melalui tempat-tempat yang tersembunyi di dalam jiwa
(Plato). Musik dapat membantu seseorang mengingat suatu gerakan tertentu,
perhatikan seseorang atau sekelompok orang yang sedang menari atau berolahraga
senam ritmik mesti selalu disertai dengan alunan musik.
Banyak pakar berpendapat
bahwa kecerdasan musik merupakan kecerdasan pertama yang harus dikembangkan
dilihat dari sudut pandang biologi (saraf) kekuatan musik, suara dan irama
dapat menggeser pikiran, member ilham, meningkatkan ketakwaan, meningkatkan
kebanggan nasional dan mengungkapkan kasih saying untuk orang lain.
Kecerdasan musikal dapat
member nilai positip bagi siswa karena: (a) meningkatkan daya kemampuan
mengingat; (c) meningkatkan prestasi/kecerdasan; (c) meningkatkan kreativitas
dan imajinasi.
Suatu studi yang dikutip
oleh May Lim (2008) menunjukkan bahwa sekelompok siswa yang kepadanya
diperdengarkan musik selama delapan bulan mengalami peningkanan dalam IQ
spatial sebesar 46% sementara kelompok kontrol yang tidak diperdengarkan musik
hanya meningkat 6%.Mungkin sering kita melihat ada siswa atau orang yang lebih
suka belajar bila ada musik yang diperdengarkan (Gaya belajar auditory). Pada
orang ini informasi akan lebih mudah tersimpan di dalam memorinya , karena
mereka mampu mengoasiasikan irama musik dengan informasi pengetahuan yang
mereka baca meskipun kadang-kadang mereka tidak menyadarinya.
Lebih jelasnya kecerdasan
ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut.
-
Menyukai
banyak jenis alat musik dan selalu tertarik untuk memainkan alat musik.
-
Mudah
mengingat lirik lagu dan peka terhadap suara-suara.
-
Mengerti
nuansa dan emosi yang terkandung dalam sebuah lagu.
-
Senang
mengumpulkan lagu, baik CD, kaset, atau lirik lagu.
-
Mampu
menciptakan komposisi musik.
-
Senang
improvisasi dan bermain dengan suara.
-
Menyukai
dan mampu bernyanyi.
-
Tertarik
untuk terjun dan menekuni musik, baik sebagai penyanyi atau pemusik.
-
Mampu
menganalisis / mengkritik suatu musik.
Profesi: DJ,
musikus, pembuat instrumen, tukang stem piano, ahli terapi musik, penulis lagu,
insinyur studio musik, dirigen orkestra, penyanyi, guru musik, penulis lirik
lagu, dan sebagainya.
5. Kecerdasan Kinestetik
Kecerdasan ini ditunjukkan
oleh kemampuan seseorang untuk membangun hubungan yang penting antara pikiran
dengan tubuh, yang memungkin tubuh untuk memanipulasi objek atau menciptakan
gerakan. Secara biologi ketika lahir semua bayi dalam keadaan tidak berdaya,
kemudian berangsur-angsur berkembang dengan menunjukkan berbagai pola gerakan,
tengkurap, “berangkang”, berdiri, berjalan, dan kemudian berlari, bahkan pada
usia remaja berkembang kemampuan berenang dan akrobatik.
Kecerdasan ini amat penting
karena bermanfaat untuk (a) meningkatkan kemampuan psikomotorik, (b)
meningkatkan kemampuan sosial dan sportivitas, (c) membangun rasa percaya diri
dan harga diri dan sudah barang tentu (d) meningkatkan kesehatan.
Lebih jelasnya kecerdasan
ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut.
-
Merupakan
kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan dalam menggunakan tubuh kita
secara trampil untuk mengungkapkan ide, pemikiran, perasaan, dan mampu bekerja
dengan baik dalam menangani objek.
-
Memiliki
kontrol pada gerakan keseimbangan, ketangkasan, dan keanggunan dalam bergerak.
-
Menyukai
pengalaman belajar yang nyata seperti field trip, role play, permainan yang
menggunakan fisik.
-
Senang
menari, olahraga dan mengerti hidup sehat.
-
Suka
menyentuh, memegang atau bermain dengan apa yang sedang dipelajari.
-
Suka
belajar dengan terlibat secara langsung, ingatannya kuat terhadap apa yang
dialami atau dilihat.
Profesi: ahli
terapi fisik, ahli bedah, penari, aktor, model, ahli mekanik / montir, tukang
bangunan, pengrajin, penjahit, penata tari, atlet profesional, dan sebagainya.
6. Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan ini berkait
dengan kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain. Pada saat
berinteraksi dengan orang lain, seseorang harus dapat memperkirakan perasaan,
temperamen, suasana hati, maksud dan keinginan teman interaksinya, kemudian
memberikan respon yang layak. Orang dengan kecerdasan Interpersonal memiliki
kemampuan sedemikian sehingga terlihat amat mudah bergaul, banyak teman dan
disenangi oleh orang lain. Di dalam pergaulan mereka menunjukkan kehangatan,
rasa persahabatan yang tulus, empati. Selain baik dalam membina hubungan dengan
orang lain, orang dengan kecerdasan ini juga berusaha baik dalam menyelesaikan
persoalan-persoalan yang berhubungan dengan perselihanan dengan orang lain.
Kecerdasan ini amat
penting, karena pada dasarnya kita tidak dapat hidup sendiri (No man is an
Island). Orang yang memiliki jaringan sahabat yang luas tentu akan lebih mudah
menjalani hidup ini. Seorang yang memiliki kecerdasan “bermasyarakat” akan (a)
mudah menyesuaikan diri, (b) menjadi orang dewasa yang sadar secara sosial, (b)
berhasil dalam pekerjaan.
Lebih jelasnya kecerdasan
ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut.
-
Memiliki
interaksi yang baik dengan orang lain, pandai menjalin hubungan sosial.
-
Mampu
merasakan perasaan, pikiran, tingkah laku, dan harapan orang lain.
-
Memiliki
kemampuan untuk memahami orang lain dan berkomunikasi dengan efektif, baik
secara verbal maupun non-verbal.
-
Mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kelompok yang berbeda, mampu menerima
umpan balik yang disampaikan orang lain, dan mampu bekerja sama dengan orang
lain.
-
Mampu
berempati dan mau mengerti orang lain.
-
Mau
melihat sudut pandang orang lain.
-
Menciptakan
dan mempertahankan sinergi.
Profesi: administrator,
manager, kepala sekolah, pekerja bagian personalia / humas, penengah, ahli
sosiologi, ahli antropologi, ahli psikologi, tenaga penjualan, direktur sosial,
CEO, dan sebagainya.
7. Kecerdasan Intrapersonal.
Oliver Wendell Holmes berpendapat: Apa yang
didepan dan apa yang ada di belakang kita adalah hal yang kecil dibandingkan
dengan apa yang ada di dalam diri kita. Inilah kira-kirapandangan yang dianut
oleh orang yang memiliki kecerdasan intrapersonal ini. Kecerdasan intrapersonal
adalah kecerdasan yang menyangkut kemampuan seseorang untuk memahami diri
sendiri dan bertanggungjawab atas kehidupannya sendiri.
Orang-orang dengan kecerdasan ini selalu
berpikir dan membuat penilaian tentang diri mereka sendiri, tentang gagasan,
dan impiannya. Mereka juga mampu mngendalikan emosi mereka untuk membimbing dan
memperkaya dan memperluas wawasan kehidupan mereka sendiri.
Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki
ciri-ciri kemampuan sebagai berikut.
-
Mengenal
emosi diri sendiri dan orang lain, serta mampu menyalurkan pikiran dan
perasaan.
-
Termotivasi
dalam mengejar tujuan hidup.
-
Mampu
bekerja mandiri, mengembangkan kemampuan belajar yang berkelanjutan dan mau
meningkatkan diri.
-
Mengembangkan
konsep diri dengan baik.
-
Tertarik
sebagai konselor, pelatih, filsuf, psikolog atau di jalur spiritual.
-
Tertarik
pada arti hidup, tujuan hidup dan relevansinya dengan keadaaan saat ini.
-
Mampu
menyelami / mengerti kerumitan dan kondisi manusia.
Profesi: ahli
psikologi, ulama, ahli terapi, konselor, ahli teknologi, perencana program,
pengusaha, dan sebagainya.
7. Kecerdasan Naturalis.
Kemampuan untuk mengenali
dan mengelompokkan serta menggambarkan berbagai macam keistimewaan yang ada di
lingkungannya. Beberapa pekerjaan yang membutuhkan kecerdasan naturalis ini
adalah ahli biologi atau ahli konservasi lingkungan.
Menurut Wilson dalam Anxs (2007), kecerdasan naturalis
adalah kemampuan mengenali berbagai jenis flora dan fauna serta kejadian alam,
misalnya asal-usul binatang, pertumbuhan tanaman, terjadinya hujan, manfaat air
bagi kehidupan, tata surya, dan kejadian alam lainnya. Kecerdasan naturalis ini
berkaitan dengan wilayah otak bagian kiri, yakni bagian yang peka terhadap
pengenalan bentuk atau pola kemampuan membedakan dan mengklasifikasikan
sesuatu. Jika anak dengan mudah dapat menandai pola benda-benda alam, dan
mengingat benda-benda alam yang ada di sekitarnya, maka anak dapat dikatakan
memiliki kecerdasan naturalis tinggi.
Lebih jelasnya kecerdasan
ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut.
-
Suka
mengamati, mengenali, berinteraksi, dan peduli dengan objek alam, tanaman atau
hewan.
-
Antusias
akan lingkungan alam dan lingkungan manusia.
-
Mampu
mengenali pola di antara spesies.
-
Senang
berkarir di bidang biologi, ekologi, kimia, atau botani.
-
Senang
memelihara tanaman, hewan.
-
Suka
menggunakan teleskop, komputer, binocular, mikroskop untuk mempelajari suatu
organisme.
-
Senang
mempelajari siklus kehidupan flora dan fauna.
-
Senang
melakukan aktivitas outdoor, seperti: mendaki gunung, scuba diving (menyelam).
Profesi: dokter
hewan, ahli botani, ahli biologi, pendaki gunung, pengurus organisasi
lingkungan hidup, kolektor fauna / flora, penjaga museum zoologi / botani dan
kebun binatang, dan sebagainya.