Kamis, 10 Juli 2014

Benarkah Indonesia Tanah Surga

Setelah menonton film berjudul Tanah Surga Katanya! Yang di sutradarai oleh Herwin Novianto. Film yang berkisah tentang kehidupan di kawasan perbatasan Indonesia dengan Malaysia, tepatnya di Kalimatan  Barat. Aku menyadari banyak hal yang sangat penting. Yaitu mulai dari perlunya kita memupuk rasa nasionalis kita, agar apa ang terjadi di film tersebut (pindah kewarganegaraan) tidak terjadi pada kita. Dalam film tersebut dikisahkan betapa pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah tidak menyentuh kawasan perbatasan. Pembangunan, kemakmuran, kesejahteraan, dan kemajuan merupakan hal yang sangat diinginkan oleh para Warga Negara Indonesia di perbatasan. Film tersebut mungkin tidak menggambarkan bagaimana patriotsme warga perbatasan, mungkin saja pada kenyataannya warga perbatasan telah kehilangan rasa nasionalisnya. Sesuatu yang sangat riskan, apabila kita melihat betapa majunya pembangunan di kota-kota besar di Indonesia berbanding terbalik dengan kemajuan di perbatasan.  Hal yang terjadi di Indonesia saat ini adalah seakan-akan Perbatasan itu selalu identik dengan Keterbatasan. Mulai dari  pendidikan, Informasi, Kesehatan, dan lain-lain. Perlu disadari bahwa kawasan perbatasan merupakan salah satu kawasan penting yang menjaga NKRI. Apabila kawasan ini goyah, maka Indonesia juga akan goyah. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka pembangunan di Indonesia hrus tanpa batas dan mampu menembus batas.  Film Tanah Surga Katanya! Menggambarkan bahwa betapa tidak merata, tidak adil, dan tidak berpihaknya pembangunan terhadap warga perbatasan. 
http://hphandayani.blogspot.com/2012/08/review-film-tanah-surga-katanya.html
Pembangunan itu Manis bagi mereka yang menikmatinya,
Tetapi pahit bagi mereka yang berada di Perbatasan,
Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah benarkah Indonesia Tanah Surga? Jika ia maka sudah seharusnya warga negara Indonesia menikmati yang namanya kesejahteraan. Dan hak mereka untuk bebas dari yang namanya keterbatasan.

Indonesia memang Tanah Surga yang memilki kekayaan berlimpah dan sudah semestinya  masyarakatnya hidup dalam kesejahteraan. Semoga saja bisa, dan semoga saja benar,, Amiin,,Amiin,, Amiin,,”
http://danieldokter.wordpress.com/2012/08/17/review-tanah-surga-katanya-2012/

Sudah saatnya kita (generasi penerus bangsa) untuk belajar, berjuang, dan memupuk rasa patriotik, dan nasionalis kita untuk membangun bangsa ini,, Menjadi bangsa yang  disegani dunia, menjadi bangsa yang sejahtera, makmur,,

Amiin,, Amiin,, Amiin,,

Kamis, 03 Juli 2014

Antara IPK atau Ilmu Pengetahuan

Hari ini saya akan sharing mengenai cara untuk meningkatkan IPK, bukan cara instan.
Insya Allah bisa membantu 

http://www.kaskus.co.id/thread/52ee7c8d118b46f1128b46bd/ipk
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) merupakan salah satu hal yang terkadang dianggap penting oleh segelintir orang. IPK didapatkan dari jumlah kumulatif Indeks Prestasi Semester (IPS).  Ada beberapa alasan  kenapa IPK menjadi salah satu hal yang penting :

  • IPS menjadi penting karena dapat digunakan untuk mendapatkan beasiswa,  baik itu beasiswa untuk melanjutkan studi ataupun beasiswa yang diterima selama masa kuliah,
  • Mempercepat Masa Studi, Saat ini berbagai perguruan tinggi menerapkan sistem SKS. Yaitu suatu sistem, dimana mahasiswa yang IPS-nya 3 keatas dapat mengambil jumlah SKS maksimal 24, kurang dari 3, otomatis ketinggalan beberapa matakuliah, & dampak lebih lanjutnya ya meningkatnya masa studi.
  • Membanggakan Orang tua. Kalau IPS/IPK kita tinggi biasanya ada orang tua  kita akan bangga kepada kita.
Antara IPK dan Ilmu Pengetahuan

Saat ini banyak Mahasiswa yang berorientasi pada IPK dibandingkan dengan Ilmu Pengetahuan. Dimana mereka mempunyai tujuan belajar untuk mendapatkan nlai yang tinggi, bukan ILMU. Jika kita berorientasi pada nilai, maka Ilmu Pengetahuan yang kita dapatkan akan dangkal. Padahal tujuan pokok pendidikan ialah berkaitan erat dengan Penguasaan Ilmu Pengetahuan.  Mahasiswa yang berorientasi pada IPK akan berusaha mendapatkan nilai yang bagus dengan cara apapun, termasuk curang pada saat ujian. Dengan demikian tujan pendidikan yang sebenarnya tidak dapat tercapai. 

Jika kita berorienasi pada Ilmu Pengethuan, kelak kita akan menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa (dengan Ilmu Pengetahuan yang kita miliki). Bahkan jika kita berorientasi pada Ilmu Pengetahuan, IPK kita cenderung tinggi ataupun bagus. ---> Karena kita menguasai apa yang diberikan atau diajarkan oleh Dosen.

Adakah Cara Meningkatkan IPK

Terlepas apapun yang sobat pilih antara Ilmu Pengetahuan atau IPK, saya akan memberikan salah satu tips yang mungkin bisa digunakan untuk meningktkan IPK, berikut adalah tips yang menurut saya ampuh,,

Membuat nilai mata kuliah yang jumlah SKS-nya lebih tinggi dibanding yang lain, mendapatkan nilai yang bagus. Misalnya:

Pada saat semester 2, Matakuliah yang ada sebagai berikut,
  1. Struktur & Perkembangan Tumbuhan (4 SKS)
  2. Struktur & Perkembangan Hewan (4 SKS)
  3. Kimia Organik ( 3 SKS)
  4. Bahasa Inggris (2 SKS)
  5. Pendidikan Kewarganegaraan (3 SKS) 
  6. Ilmu Sosial & Budaya Dasar (3 SKS)
  7. Pengenalan Lingkungan Lahan Basah (2 SKS)
  8. Pengenalan Ilmu Komputer ( 2 SKS)
Dari rincian matakuliah tersebut, maka nilai yang harus tinggi ialah Struktur & Perkembangan Tumbuhan, Struktur & Perkembangan Hewan. Jika Nilai kedua matakuliah tersebut bagus, maka  secara  otomatis IPS akan terdongkrak naik. Hal tersebut dikarenakan untuk menghitung IPS dilakukan dengan rumus berikut
Dan untuk menghitung bobot digunakan rumus
Demikin tips yang dapat saya berikan, untuk cara belajar tergantung masing-masing. Setiap orang pasti berbeda. Ada yang mudah paham, ada yang cepat paham, ada pula yang nggak bisa diganggu oleh suara bisisng. dan macam-macam.
http://lilianto-ichsan.blogspot.com/2013/09/ipk-rendah-jangan-berkecil-hati.html

Selanjutnya tinggal sobat yang memutuskan, apakah belajar untuk mendapatkan nilai, atau untuk mendapatkan ILMU,,,,
Yang terpenting jika sobat memilih menapatkan nilai, agar tdak mendapatkan nilai dengan cara yang salah,,,,,

http://triyogaadiperdana.wordpress.com/2012/02/26/ipk-dan-proses/