Tanah serpentin mudah diketahui karena berwarna hijau-coklat dengan bebatuan mengkilap berwarna hitam legam dan putih pecah atau tersebar. Tanah serpentin memiliki kandungan logam berat yang tinggi seperti Cr (Kromium), Co (Kobalt), dan Ni (Nikel). Kandungan Ca (Kalsium) pada tanah ini biasanya rendah, sebaliknya kandungan Mg (Magnesium) tinggi. Nitrogen juga jarang tersedia di tanah serpentin sehingga menjadi faktor pembatas pertumbuhan tumbuhan. Secara umum, tanah serpentin bersifat miskin hara dan air. Tanah serpentin umumnya hanya mengandung sedikit agregat di permukaan tanahnya. Kandungan logam berat yang tinggi pada tanah ini dapat menghambat pertumbuhan tumbuhan, bahkan di beberapa tempat kadarnya mencapai ambang beracun bagi tumbuhan (Sudarmono, 2007). Kondisi tersebut membuat tumbuhan yang tumbuh di tanah serpentin melakukan simbiosis dengan cendawan ektomikoriza.
Ilmuwan "BIOLOGI" masa depan. Genetics, Molecular, Biodiversity, Biotechnology, Microbiology and Green energy Researcher. Melalui blog ini aku berbagi, menjadikan hidup lebih bermanfaat. Tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain. Pengalaman yang kutuliskan disini akan selalu menjadi kenangan bagiku, agar orang yang membacanya terinspirasi olehnya. Bukan agar orang lain menjadi sepertiku, tetapi mengetahui pengalaman hidupku dan menjadi lebih baik dariku....
Kamis, 07 Mei 2015
Selasa, 04 November 2014
Urbanisasi dan Inovasi
Urbanisasi merupakan
suatu bentuk perpindahan penduduk (salah satu imigrasi) dari desa menuju ke
kota. Sehingga akhirnya menimbulkan kepadatan penduduk yang kemudian
menghasilkan dampak negatif. Dampak negatif yang ditimbulkan dari adanya
urbanisasi antara lain adalah kemiskinan dan kesehatan. Jika kita melihat ke
kota besar seperti Jakarta, maka yang akan kita akan berpikir bahwa Urbanisasi
sendiri juga akan menimbulkan dampak negatif dibidang budaya. Sebagai contoh,
Budaya membuang sampah kesungai di Jakarta muncul karena padatnya kota Jakarta dan
sulitnya menyadiakan tempat pembuangan Akhir dengan alasan terlalu dekat dengan
pemukiman. Dan masih banyak lagi masalah lainnya yang ditimbulkan dari
Urbanisasi dan Kepadatan Penduduk. Jika kita berbicara tentang dampak negatif
dari urbanisasi maka tidak akan ada habisnya.
Urbanisasi tentu akan
menimbulkan banyak dampak negatif, untuk mengatasi masalah-masalah yang
ditimbulkannya maka diperlukan suatu inovasi. Sehingga dapat dikatakan
Urbanisasi dapat mendorong terjadinya inovasi. Inovasi sendiri muncul karena suatu
masalah yang terjadi, sebagai contoh suatu obat akan muncul setelah munculnya
penyakit (obat mengikuti penyakit). Namun dapat pula muncul karena suatu
masalah belum terjadi tetapi telah diperkirakan akan terjadi, contohnya Inovasi
bendungan ditengah laut dibuat dikarenakan kota Jakarta diprediksi akan
tenggelam. Urbanisasi tentu juga akan menimbulkan munculnya inovasi-inovasi
baru, hal tersebut bertujuan untuk mengatasi masalah yang terjadi di kota yang
padat. Contoh Inovasi yang terjadi karena adanya Urbanisasi adalah munculnya
konstruksi bangunan bertingkat untuk mengatasi kepadatan penduduk.
Pada akhirnya kita
akan berpendapat bahwa Urbanisasi tidak hanya menyebabkan dampak negatif tetapi
juga menyebabkan dampak yang baik (positif). Kalimat tersebut dapat memunculkan
pendapat baru yang lebih ekstrim, bahwa urbanisasi menyebabkan munculnya
Inovasi baru. Namun yang menjadi permasalahan adalah; Apakah kita mempunyai
SDM (terutama generasi muda) yang kreatif, pandai, dan berkualitas untuk
berinovasi memecahkan masalah yang ditimbulkan dari adanya Urbanisasi?. Saya
tidak berpikir apakah anda akan berpendapat bahwa Urbanisasi akan menyebabkan
dampak buruk ataupun dampak negatif. Tetapi sudahkah anda menyiapkan diri, untuk memecahkan masalah-masalah yang ditimbulkan
oleh Urbanisasi.
Mari Belajar, Siapkan Diri, Untuk
Berinovasi
Jangan berpikir untuk negara, tetapi
pikirkan diri kita dulu.
Masyarakat Ekonomi Asean
mengahadang didepan
Ketangguhan diri Kita adalah ketangguhan Negara.
Jika kita tangguh, Negara juga
akan tangguh
Interaksi Antar Makhluk Hidup
Amensalisme
- Manusia: Orang yang nyanyi-nyanyi tidak jelas didekat orang yang sedang belajar
- Hewan: Protozoa yang hidup dipantai Jamaika
- Tumbuhan: Tanaman Akasia dibawah pohon Pinus besar yang rimbun
- Mikroba: Mikroba penghasil antibiotik (Pennicillum sp) yang menghasilan Penicilin yang menghambat mikroba lain
Neutralisme
- Manusia: Dua orang yang duduk bersebelahan dalam kereta
- Hewan: Kucing dan semut dalam sebuah ruangan yang sama
- Tumbuhan: Dua tanaman dalam pot berbeda yang diletakkan berdampingan
- Mikroba: Populasi Algae Spirulina sp dan Penium sp pada danau yang sama
Kompetesi
- Manusia: Lomba lari cepat 1000 meter
- Hewan: Kuda Nil dan Buaya yang memperebutkan sungai yang tinggal sedikit pada musim Kemarau
- Tumbuhan: Tanaman pertanian dan gulma
- Mikroba: Bakteri baik dan jahat dalam usus manusia
Parasitisme
- Manusia: Seseorang orang yang selalu ngutang dengan temannya.
- Hewan: Kutu pada Kucing.
- Tumbuhan: Benalu pada pohon ketapang.
- Mikroba: Trypnosoma pada darah manusia.
Predasi
- Manusia: Kanibalisme; Sumanto
- Hewan: Kucing dan Tikus
- Tumbuhan: Tumbuhan Karnivora; Kantong Semar
- Mikroba: protozoa Didinium dapat menelan dan mengkonsumsi protozoa Paramaecium yang lebih besar
Komensalisme
- Manusia: Seseorang yang belum paham meminta ajari kepada temannya yang sudah paham.
- Hewan: Ikan Badut Dengan Anemon
- Tumbuhan: Anggrek dengan pohon Pinus
- Mikroba: Algae yang menempel pada cangkang molusca sungai atau danau
Protokoperasi
- Manusia: Calo dan Sopir
- Hewan: Kerbau Rawa dan Burung Jalak
- Tumbuhan: Bunga dan Kupu-kupu (sama-sama menguntungkan tapi tidak saling bergantung
- Mikroba: Lichenes (Lumut dan Algae)
Mutualisme
- Manusia: Penjual dan Pembeli
- Hewan: Sapi dengan Bakteri Selulolitik dalam ususnya
- Tumbuhan: Fungi Mikoriza dengan tanaman Pinus yang tumbuh di Tanah Kritis
- Mikroba: Rayap dengan Protozoa
Sabtu, 06 September 2014
Hymne, Mars Unlam & Mars MIPA ; Selangkah Lebih Maju
HYMNE UNLAM
Semboyan
menyala dalam dada mahasiswa
Berlomba
capai cita-cita
Jadi
Insan Pancasila
Lambung
Mangkurat
Universitas
kami
Tempat
Kami berbakti
Waja
sampai kaputing
Waja
Sampai Kaputing
Pantang
melangkah mudur
Usaha
Sampai Akhir
MARS UNLAM
Universitas
Lambung Mangkurat
Mendidik
putra putri bangsa
Pancasila
dan Undang-undang Dasar 45
Sebagai
Dasar Perjuangan
Unlam
Selalu siap sedia
Memberi
ilmu pengetahuan
Demi
Indonesia Raya
Membangkitkan
jiwa kebangsaan
Wahai
putra bangsa, engkaulah harapan bangsa
Wahai
mahasiswa siapkanlah dirimu
Engkaulah
pemimpin masadepan
Sematngat
waja sampai kaputing
Majulah
terus pantang mundur
Jadilah
Kesatria bangsa,
Berbaktilah
pada Negara
Indonesiiaaa
MARS MIPA
Muda-mudi
mahasiswa MIPA
Kami
siap, maju bersama
Demi
kejayaan negara
Demi
kebanggaan bangsa
Menjunjung
tinggi pancasila, Undang-undang dasar 45
Dimanapun
kami berada, kami kan selalu berjaya
Membawa
satu nama MIPA
Lelahpun
takkan terasa
Dengan
membusungkan dada
Jangan
tundukkan kepala
Muda-mudi
mahasiswa MIPA
Selalu
siap untuk berkarya
Pastikan
tuk slalu berjaya
Kami
kan Slalu berjaya
Kami
kan Slalu berjaya
Kalau lagu yang terakhir ini merupakan lagu yang dibawakan Padus HIMABIO "APIDAE" waktu Dekan Cup 2013.
SELANGKAH LEBIH MAJU
Slalu
kucinta dan aku banggakan
Didalam
hatiku selamanyaaa
Mari
bersama kita gapai cita
Semoga
kita semua selangkah lebih Majuuu
Du,,,dudu,,,dududu,,,duduaaa
2X
Hai
sobat taukah kalian
Sungguh
hatiku rasa bahagia
Kutemukan
indahnya dunia
Saat
berkumpul dengan kaliaaan
Du,,,dudu,,,dududu,,,duduaaa
2X
Hai
kawan marilah bersama
Kita
rayakan hari bahagia
Hari
baru penuh sukacita
Tambah
usia fakultas kita
Susah
senang jalani bersama
Tanpa
ada rasa keraguan
Mari
kita bangun masadepan
Bersama...
Mulai dari saat ini
Akan
slalu kucinta dan aku banggakan
Didalam
hatiku selamanya
Mari
bersama kita gapai cita
Semoga
kita semua Selangkah Lebih Majuuu
.........................
Susah
senang jalani bersama
Tanpa
ada rasa keraguan
Mari
kita bangun masadepan
Bersama...
Mulai dari saat ini
Akan
slalu kucinta dan aku banggakan
Didalam
hatiku selamanya
Mari
bersama kita gapai citaa
Semoga
kita semua Selangkah Lebih Majuuu
............................
Akan
slalu kucinta dan aku banggakan
Didalam
hatiku selamanya
Mari
bersama kita gapai cita
Kamis, 28 Agustus 2014
Jelutung (Dyera pollyphylla)
PENDAHULUAN
Provinsi Kalimantan
Selatan mempunyai lahan rawa seluas 191.022 ha yang terdapat di Kabupaten
Barito Kuala, Banjar dan tiga Kabupaten lainnya dengan luas masing-masing
93.365 ha, 49.267 ha dan 48.390 ha. Dari luas tersebut yang sudah dimanfaatkan
baru mencapai 155.860 ha (81,59%) dari total luas potensi lahan rawa di
Provinsi Kalimantan Selatan (Bakhri, 1993).
Besarnya luasan lahan
rawa yang terlantar seperti tersebut di atas disebabkan oleh adanya hambatan
internal lahan rawa berupa sifat fisika, kimia, biologi, tata air dan sosial
ekonomi yang menghambat kegiatan budidaya tanaman. Sifat kimia lahan yang
menghambat antara lain: kemasaman dan kesuburan tanah yang rendah (miskin
hara). Sifat fisika yang menghambat adalah adanya penyusutan ketebalan
(subsidence) dan kondisi fisik lahan. Faktor tata air yang menghambat adalah
adanya variasi genangan. Kendala biologis berupa tingginya serangan hama dan
penyakit serta infeksi gulma. Kendala sosial ekonomi di daerah rawa meliputi: (a)
rendahnya tingkat pendidikan dan ketrampilan petani, (b) terbatasnya tenaga dan
modal petani yang menyebabkan timbulnya kesulitan dan lambannya adopsi
teknologi baru. Kelembagaan agribisnis seperti penyediaan sarana produksi,
pengolahan pasca panen, pemasaran hasil, sistem informasi dan penyuluhan serta
aksesibilitas lokasi masih terbatas dan belum berkembang serta berfungsi secara
baik.
Upaya memproduktifkan
kembali lahan rawa terlantar dapat dilakukan melalui pembangunan hutan rakyat
dengan teknik agroforestry berbasis jenis lokal (indigenous species) yang
dilakukan secara partisipatif. Pembangunan hutan rakyat tersebut diharapkan
dapat memulihkan dan meningkatkan fungsi ekologi serta ekonomi lahan rawa di
Provinsi
Kalimantan Selatan.
Jelutung rawa (Dyera pollyphylla Miq. Steenis atau
sinonim dengan D. lowii Hook F)
merupakan jenis pohon lokal (indigenous tree species) hutan rawa yang
prospektif untuk dikembangkan pada hutan rakyat di lahan rawa karena keunggulan
ekologi dan ekonomi yang dimilikinya. Jelutung rawa mempunyai daya adaptasi
yang baik dan teruji pada lahan rawa, pertumbuhannya relatif cepat dan dapat
dibudidayakan dengan manipulasi lahan yang minimal, mempunyai daya adaptasi yang baik dan
telah teruji pada lahan rawa mempunyai pertumbuhan yang cepat (riap diameter
2,0 – 2,5 cm/tahun, riap tinggi 1,6 – 1,8 m/tahun) dapat dibudidayakan dengan
manipulasi lahan minimal mempunyai hasil ganda, getah (untuk permen karet,
kosmetik, isolator) dan kayu (untuk pencil slate, vinir, moulding) sudah
dikenal dan dimanfaatkan lama oleh masyarakat dapat dibudidayakan seperti
tanaman karet, pada masa produktif disadap getahnya, pada akhir daur
dimanfaatkan kayunya.
BUDIDAYA POHON
JELUTUNG (Dyera spp.)
Pohon jelutung berbentuk
silindris, tingginya bias mencapai 25-45 m, dan diameternya bisa mencapai 100
cm. Kulitnya rata, berwarna abu-abu kehitam-hitaman, dan bertekstur kasar.
Cabangnya tumbuh pada batang pohon setiap 3-15 m. Bentuk daunnya memanjang,
pada bagian ujungnya melebar dan membentuk rokset. Sebanyak 4-8 helai daun
tunggal itu duduk melingkar pada ranting. Jelutung berbunga dua kali setahun.
Bunga malainya berwarna putih, dan buahnya berbentuk polong. Apabila sudah
matang, buahnya pecah untuk menyebarkan biji-bijinya yang berukuran kecil dan
bersayap ke tempat di sekitarnya.
1.
Kesesuaian Lahan
Jelutung tumbuh baik di
daerah hutan hujan tropis yang beriklim tipe A dan tipe B menurut Schmidt &
Ferguson; tanah berpasir, tanah liat, dan tanah rawa; dengan ketinggian tempat
tumbuhnya 20-80 m dari permukaan laut.
Adapun proses budidaya
jelutung rawa :
2.
Pembibitan
Jelutung
rawa berbuah setiap tahun, mulai berbunga pada bulan November-Desember dan buah
telah matang (dapat dipanen) bulan Mei-Juni (tergantung musim). Masa simpan
benih pendek yakni 1 - 2 bulan maka sebaiknya setelah dipanen benih langsung
dikecambahkan. Benih yang baik akan mul;ai berkecambah setelah 1 minggu
penyemaian kemudian akan tumbuh sepasang
kotiledon, pada saat ini kecambah sudah bisa dipindahkan ke polybag. Pada fase
ini perlu kehati-hatian dan harus orang yang berpengalaman karena batang
kecambah lunak dan mudah patah. Setelah bibit berumur 8 - 10 bulan maka bibit
sudah siap dipindahkan ke lapangan. Kriteria bibit sudah siap tanam : Tinggi
antara 35 - 50 cm, diameter batang 0,5 - 0,7 cm, jumklah daun 8 - 12 helai,
bentuk batang lurus, bentuk batang lurus dan terbebas dari serangan hama dan
penyakit.
3.
Penyiapan Lahan
Penyipan lahan cukup dilakukan dengan
membuat jalur tanaman selebar 1 - 1,5 m karena tanaman jelutung muda masih
butuh naungan, pembersihan lahan dapat dilakukan secara manual maupun dengan
menggunakan herbisida. Dalam penyiapan lahan sebaiknya didesai dengan emmbuat
sekat bakar yang berfungsi sebagai pelindung tanaman dari bahaya kebakaran
lahan.
4.
Penanaman
-
Untuk penanaman murni maupun
rehabilitasi kawasan hutan jarak tanam yang dianjurkan adalah 4 x 5 m atau 5 x
5 m. Pada umur 5 tahun dapat dilakukan penjarangan sehingga jarak tanamnya
menjadi 8 x 8 atau 8 x 10 m. Tapi alangkah baiknya tidak dilakukan penjarangan
karena sayang kalau ditebang...
-
Bagi yang memiliki lahan terbatas
dan sudah terlanjur ditanami tanaman kopi, kelapa sawit dan atau kelapa dalam
jangan khawatir masih bisa ditanami jelutung dengan sistem tumpang sari. Jarak
tanam disesuaikan dengan jarak tanam tanaman pokok, pola tanamnya diagonal
(mata lima) seperti mata dadu lima, kayu jelutungnya ditanam ditengah-tengah
tanaman pokok. Untuk penanam di sela-sela tanaman sawit dianjurkan umur kelapa
sawit di atas 5 tahun, dengan asumsi bahwa masa produkstif kelapa sawit di lahan
gambut 5 - 15 tahun, jadi pada saat kelapa sawit berumur 15 tahun tanaman
jelutung sudah berumur 10 tahun, sehingga produksi kelapa sawit mulai berkurang
pohon jelutung sudah bisa di sadap.
5.
Pemeliharaan
- Untuk penanaman murni pemeliharaan yang paling penting adalah
pada tahun ke-1 setelah tanam, berupa penyiangan, pendangiran, penyulaman,
pemupukan (jika ada modal) dan pemberantasan hama dan penyakit (jika
diperlukan).
- Sedangkan pemeliharaan tanaman jelutung yang ditanam disela-sela
tanaman perkebunan (tumpang sari) pemeliharaan relativ lebih mudah, karena
komponen pemeliharaan sudah menjadi satu dengan pemeliharaan tanaman pokok.
MANFAAT EKONOMIS
JELUTUNG
Jelutung sebagai komoditi
pohon di lahan rawa tentu memiliki beberapa keunggulan ekonomis yang dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat lokal untuk pengembangan ekonomi mereka, hal
tersebut antara lain adalah:
A. Getah
Pohon jelutung
menghasilkan getah berwarna putih. Penyadapan getah jelutung dilakukan padas
pohon jelutung yang berdiameter lebih-kurang 20 cm. Sekali penyadapan
menghasilkan getah jelutung 0,1-0,6 kg/pohon. Setahun penyadapan getah jelutung
bisa dilakukan 40 kali. Sebagai gambaran, dengan asumsi harga getah jelutung
dipasaran sebesar Rp 3.000,-/kg, dengan jumlah pohon 200 pohon/ha, maka nilai ekonomis
getah jelutung per hektar Rp 2.400.000,- – Rp 13.440.000,-.
B. Kayu
Setelah pohon jelutung
tidak lagi menghasilkan getahnya, pohonnya bisa ditebang untuk dimanfaatkan
kayunya. Kayu jelutung dapat digunakan untuk bahan: cetakan bangunan, meja
gambar, kelom, ukiran, sepasiter baterai, kayu lapis dan pensil.
Menurut
perencanaan pembangunan hutan rakyat, pertumbuhan diameter pohon jelutung
rata-rata 1,58 cm/tahun, dan dengan umur masak tebangnya 35 tahun, maka
rata-rata diameter pohonnya lebih besar 50 cm. Dengan asumsi rata-rata tinggi
pohon bebas cabang 15 m, volume rata-rata 2,94 m3, jumlah pohon 200/ha, dan
harga kayu di pasaran Rp. 200.000,-/m3, maka nilai kayu jelutung per ha Rp.
117.600.000,-
JELUTUNG UNTUK HUTAN
RAKYAT DI LAHAN RAWA
Keberhasilan pembangunan
hutan rakyat di lahan rawa salah satunya ditentukan oleh faktor pemilihan jenis
yang tepat dari aspek ekonomi, sosial budaya dan ekologis. Pemilihan jelutung
untuk hutan rakyat di lahan rawa didasari oleh alasan sebagai berikut.
1.
Kemampuan beradaptasi pada lahan
rawa telah teruji. Daya adaptasi yang baik pada lahan rawa merupakan syarat
mutlak bagi suatu jenis pohon yang akan digunakan untuk merehabilitasi lahan
rawa terdegradasi. Jelutung mempunyai daya adaptasi yang baik pada lahan rawa
yang selalu tergenang atau tergenang berkala.
2.
Pertumbuhan yang relatif cepat.
Jelutung mempunyai pertumbuhan yang relatif cepat, pada kondisi alami riap
diameter pohon berkisar antara 1,5 – 2,0 cm per tahun (Bastoni dan Riyanto,
1999). Pohon jelutung yang dibudidayakan dengan pemeliharaan semi insentif riap
diameternya dapat mencapai 2,0 – 2,5 cm per tahun (Bastoni, 2001).
3.
Dapat dibudidayakan dengan
manipulasi lahan yang minimal. Jelutung dapat dikembangkan untuk hutan rakyat
di lahan rawa dengan gangguan terhadap lahan yang sangat minimal. Hal ini
dimungkinkan sebab penanaman jelutung di lahan rawa dapat dilakukan tanpa
pembuatan kanal untuk sistem drainase. Pembuatan kanal merupakan bentuk
gangguan berat pada lahan yang berdampak negatif, seperti: terjadinya perubahan
status hidrologi dari kondisi tergenang menjadi tidak tergenang, terjadinya penurunan
tebal lapisan (subsidence) dan menyebabkan sifat kering tak balik. Kondisi tersebut
menyebabkan lahan rawa menjadi sangat rawan kebakaran pada musim kemarau.
4.
Hasil ganda (getah dan kayu).
Pengembangan jelutung mempunyai prospek yang baik karena kedua jenis produk
pohon jelutung (getah dan kayu) memiliki banyak manfaat. Kayu jelutung berwarna
putih kekuningan, bertekstur halus, arah serat lurus dengan permukaan kayu yang
lici mengkilap. Sifat kayu jelutung tersebut sangat baik digunakan sebagai bahan
baku industri mebel, plywood, moulding, pulp, patung dan pencil slate. Getah
jelutung dapat digunakan sebagai bahan baku permen karet, isolator dan soft
compound ban. Pasar kayu jelutung di dalam negeri relatif baik, hal ini
disebabkan oleh kebutuhan bahan baku industri pencil slate yang mencapai
180.670 m3 per tahun (Bastoni dan Lukman, 2004).
5.
Masukan (input) biaya budidaya
relatif rendah. Bastoni dan Karyaatmadja (2003) menyatakan bahwa dalam jangka
waktu tiga tahun biaya yang dikeluarkan pada pembangunan hutan tanaman jenis
jelutung untuk bibit, penyiapan lahan, penanaman dan pemeliharaan sekitar
Rp2,88 juta per ha lahan.
6.
masyarakat telah mengenal
jelutung. Jelutung dapat dibudidayakan seperti tanaman karet, yaitu pada masa
produktif disadap getahnya dan pada saat produktivitas getahnya menurun dapat
dimanfaatkan kayunya. Pola budidaya jelutung mirip dengan karet, yaitu hasil
getah mulai umur 8-10 tahun sampai sepanjang daur dan hasil kayu pada akhir
daur. Kemiripan budidaya jelutung dengan karet menjadikan masyarakat tidak
mengalami
kesulitan untuk membudidayakannya.
PENUTUP
Pengembangan hutan rakyat
jenis jelutung untuk memproduktifkan lahan rawa terlantar dapat dilakukan dengan
mengembangkan pola kemitraan. Pembangunan hutan rakyat jenis jelutung dengan
pola kemitraan dapat diinisiasi dan dikembangkan oleh suatu badan usaha kehutanan.
Masyarakat pemilik lahan hanya menyediakan areal untuk pembangunan hutan rakyat
jenis jelutung. Para pengusaha menyiapkan pendanaan, teknologi budidaya dan
infrastruktur pemasaran hasilnya. Skema umum dari bentuk kemitraan pembangunan
hutan rakyat jenis jelutung pada areal milik ini adalah sebuah benefit-cost
sharing antara pemilik lahan dengan perusahaan yang disepakati bersama dalam
suatu dokumen perjanjian.
DAFTAR
PUSTAKA
Harun, Marinus Kristiadi. 2006. Jelutung Rawa; Primadona Baru
Penghasil Getah.http://www.radarbanjarmasin.com,
diakses
pada 24 November 2013
Rotinsilu, M Johanna.dkk. Teknik Budidaya Jelutung, Galam,
dan Ramin. Fakultas Pertanian Universitas Palangkaraya,
Palangkaraya.
Bahtimi, Y. 2009. Jelutung (Dyera,Spp) Dan Strategi Pengembangannya Di Lahan
Rawa Kalimantan Selatan Sebagai Penunjang Peningkatan Ekonomi
Masyarakat Lokal.
Fakultas Kahutanan Universitas Labung Mangkurat,
Banjarbaru Kalimantan Selatan
http://hijaualami.wordpress.com (diakses pada tanggal 25 November 2013)
Rabu, 27 Agustus 2014
Kenapa BIOLOGI,,,,?? (Pilihan Untuk Masadepan)
Aku merupakan seorang Mahasiswa BIOLOGI Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat. Ingat BIOLOGI,, bukan Pendidikan Biologi.
Kenapa harus BIOLOGI,,?
Kenapa tidak Ilmu Teknik, Kesehatan, Kedokteran, Sosial, atau yang lainnya?
Akan banyak sekali pertanyaan yang akan muncul....
Ada banyak alasan yang bisa kubuat...
Namun aku akan menjawab, bahwa aku telah jatuh cinta terhadap BIOLOGI sejak masih kecil,,
tetapi aku baru menyadarinya setelah aku SMA.
Aku hidup dan terlahir didunia yang dekat dengan banyak tumbuhan dan Hewan Peliharaan.
Yup, aku terlahir di sebuah desa, tepatnya di Kabupaten Hulu Sungai Tengah.. Masyarakat disana mayoritas bermata pencarian sebagai Petani,, termasuk Orangtuaku.
Kecintaanku pada BIOLOGI-pun semakin dalam, apalagi setelah aku berhasil meraih Juara III Olimpiade Sains Nasional Bidang BIOLOGI Tingkat Kabupaten. Sampai akhirnya, pada saat Pendaftaran Mahasiswa Baru tahun ajaran 2013/2014 aku memutuskan untuk memilih Program Studi BIOLOGI (tepatnya sebagai pilihan pertama). Keputusanku itu terbilang ekstrim, bagaimana tidak,,!!
Bayangkan saja, kebanyakan lulusan SMA di dareah asalku akan memilih bidang Pendidikan dan Keguruan, Kesehatan, atau Pertanian.
Ya memang benar, kebanyakan orang didunia, akan memilih jurusan yang prospeknya jelas dan menjanjikan.
Ada banyak hal yang menjadikan Program Studi BIOLOGI menjadi kurang diminati.
Kebanyakan karena faktor pekerjaan,,,,
Program Studi BIOLOGI dianggap tidak mempunyai prospek yang jelas,, padahal dibanding Program Studi yang lain, BIOLOGI jelas mempunyai prospek yang sangat baik..
Jika tidak percaya, maka silahkan telusuri di pencarian Mbah Google
Aku jelas tidak akan pernah menyesal, karena Akreditasi Program Studi BIOLIGI tempatku berkuliah sudah terakreditasi "A".
Sekarang giliran kamu untuk melakukan hal yang sama
Kuliah di BIOLOGI...!! Mengapa Tidak,,,??
Quote : Jangan takut akan masadepan, masadepan kita yang tentukan,,,
Notes : Jangan berpikir dengan kuliah di BIOLOGI kamu tak punya masadepan,,,
![]() |
http://biofapetub.wordpress.com/ |
Selasa, 26 Agustus 2014
Cerita Sekolahku (SMA)
4 tahun yang lalu merupakan saat dimana aku diterima masuk sebuah SMA (tepatnya SMA Negeri 6 Barabai). Awalnya aku sangat ingin bersekolah di SMAN 1 ataupun SMAN 2 Barabai. Namun kenyataan berkata lain, akhirnya aku harus melanjutkan SMA di SMA 6. Meskipun demikian, akhirnya setelah diterima disana aku mendapatkan banyak teman dan pandanganku tentang SMA 6 pun berubah. Di SMA 6 aku berubah menjadi seorang anak emas, padahal ketika SD dan SMP aku hanya bisa sampai di peringkat kedua. Bahkan semuanya sudah dimulai sejak pengumuman kelulusan (penerimaan siswa Baru), aku berada diurutan pertama penerimaan siswa baru. Di semester awal aku merebut perhatian taman-teman sekelas dan mendapatkan peringkat pertama. Teman-temanku selalu bertanya kepadaku, jika ada matapelajaran yang tidak mereka pahami (kurang mengerti). Sampai akhirnya aku naik kekelas XI, aku memilih jurusan IPA. Pastinya akan terjadi persaingan yang sangat ketat. Akupun akhirnya pernah meraih peringkat dua. Di SMA ini, aku dipercayakan oleh guru-guru untuk mengikuti berbagai perlombaan mewakili sekolah di tingkat kabupaten. Sampai akhirnya aku pernah meraih juara III Olimpiade Sains Nasional tingkat kabupaten Bidang BIOLOGI. Tidak terasa akupun hampir lulus dari SMA 6 , waktu berlalu begitu cepat. Akupun LULUS, aku lulus sebagai lulusan terbaik satu. Hal yang membuatku bangga karena telah menjadi alumni SMA N 6 Barabai adalah karena aku bertemu dengan banyak teman yang baik dan guru-guru yang selalu memotivasiku. Aku menyadari satu hal, yaitu Allah SWT memberikanku kesempatan yang sangat spesial, kesempatan yang tidak bisa dimiliki oleh orang lain, kesempatan untuk bersekolah di SMA Negeri 6 Barabai. Memang benar sekolah ini bukanlah sekolah favorit, bukan sekolah yang diperhitungkan. Tetapi aku yakin; suatu saat nanti, sekolah ini akan menjadi salah satu sekolah yang diperhitungkan. Dan saat itu terjadi, aku sudah berbeda dari sebelumnya; yaitu aku telah menjadi orang yang sukses. Sebuah sekolah menjadi sekolah yang difavoritkan bukan karena sekolah tersebut menjadi nomor satu, tetapi karena sekolah tersebut mempunyai sejarah yang sangat yang penting (tak ternilai), karena seorang tokoh terlahir disekolah tersebut. Sampai saat ini aku sangat yakin bahwa aku akan menjadi seseorang yang sukses, seseorang yang merupakan bagian dari sejarah di SMAN 6 Barabai.
Untuk yang terakhir, aku mengucapkan terima kasih kepada guru-guruku di SMA Negeri 6 Barabai. Guru-guru yang telah memberikan ilmu pengetahuan, membimbing, dan membuatku mampu berdiri ditempat yang jauh, tempat yang asing, Terima kasih sudah menjadi guruku, dan juga do'akan Ulun agar bisa sukses dimasa yang akan datang,,,,
Untuk teman-temanku di SMA, terima kasih karena telah menjadi temanku, memberikan warna dalam hidupku, bersama-sama mari kita gapai impian kita masing-masing, membuat masa depan lebih indah. Terima Kasih karena telah singgah dihidupku, semoga kita berjumpa lagi dimasa depan dengan mimpi yang indah...
Langganan:
Postingan (Atom)