Jumat, 22 Agustus 2014

Macam-macam Kecerdasan...

Gardner merumuskan teori Inteligensi Ganda (Multiple Intelligence) yang didorong oleh pendapatnya bahwa pandangan dari sisi psikometri dan kognitif saja terlalu sempit untuk menggambarkan konsep inteligensi. Pendekatan teori Gardner sangat berorientasi pada struktur inteligensi.
Gardner menggunakan beberapa macam criteria, yaitu (a) pengetahuan mengenai perkembangan individu yang normal dan yang superior, (b) informasi mengenai kerusakan otak, (c) studi mengenai orang-orang konsepsional seperti individu yang luar biasa pintar, juga individu idiot savant, dan orang-orang autistic, (d) data psikometrik, dan (e) studi pelatihan psikologis. Gardner mengatakan bahwa berbagai inteligensi yang telah diidentifikasinnya bersifat universal sekalipun secara budaya tampak berbeda.
Pada tahun 1983 Howard Gardner dalam bukunya The Theory of Multiple Intelegence, mengusulkan tujuh macam komponen kecerdasan, yang disebutnya dengan Multiple Intelegence (Intelegensi Ganda). Intelegensi ganda tersebut meliputi: (1) kecerdasan linguistic-verbal dan (2) kecerdasan logiko-matematik yang sudah dikenal sebelumnya, ia menambahkan dengan komponen kecerdasan lainnya yaitu (3) kecerdasan spasial-visual, (4) kecerdasan ritmik-musik, (5) kecerdasan kinestetik, (6) kecerdasan interpersonal, (7) kecerdasan intrapersonal. Sekarang tujuh kecerdasan tersebut di atas sudah bertambah lagi dengan satu komponen kecerdasan yang lain, yaitu (8) kecerdasan naturalis.

1.      Kecerdasan Linguistic-Verbal
Kecerdasan ini berupa kemampuan untuk menyusun pikirannya dengan jelas juga mampu mengungkapkan pikiran dalam bentuk kata-kata seperti berbicara, menulis, dan membaca. Orang dengan kecerdasan verbal ini sangat cakap dalam berbahasa, menceriterakan kisah, berdebat, berdiskusi, melakukan penafsiran, menyampaikan laporan dan berbagai aktivitas lain yang terkait dengan berbicara dan menulis. Kecerdasan ini sangat diperlukan pada profesi pengacara, penulis, penyiar radio/televisi, editor, guru.
Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut.
-          Mampu membaca, mengerti apa yang dibaca. 
-          Mampu mendengar dengan baik dan memberikan respons dalam suatu komunikasi verbal.
-          Mampu menirukan suara, mempelajari bahasa asing, mampu membaca karya orang lain.
-          Mampu menulis dan berbicara secara efektif.
-          Tertarik pada karya jurnalism, berdebat, pandai menyampaikan cerita atau melakukan perbaikan pada karya tulis.
-          Mampu belajar melalui pendengaran, bahan bacaan, tulisan dan melalui diskusi, ataupun debat.
-          Peka terhadap arti kata, urutan, ritme dan intonasi kata yang diucapkan.
-            Memiliki perbendaharaan kata yang luas, suka puisi, dan permainan kata.
Profesi: pustakawan, editor, penerjemah, jurnalis, tenaga bantuan hukum, pengacara, sekretaris, guru bahasa, orator, pembawa acara di radio / TV, dan sebagainya.
2.        Kecerdasan Logiko-Matematik
Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan angka-angka dan bilangan, berpikir logis dan ilmiah, adanya konsistensi dalam pemikiran.. Seseorang yang cerdas secara logika-matematika seringkali tertarik dengan pola dan bilangan/angka-angka. Mereka belajar dengan cepat operasi bilangan dan cepat memahami konsep waktu, menjelaskan konsep secara logis, atau menyimpulkan informasi secara matematik. Kecerdasan ini amat penting karena akan membantu mengembangkan keterampilan berpikir dan logika seseorang. Dia menjadi mudah berpikir logis karena dilatih disiplin mental yang keras dan belajar menemukan alur piker yang benar atau tidak benar. Di samping itu juga kecerdasan ini dapat membantu menemukan cara kerja, pola, dan hubungan, mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, mengklasifikasikan dan mengelompokkan, meningkatkan pengertian terhadap bilangan dan yang lebih penting lagi meningkatkan daya ingat.

Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut.
-          Mengenal dan mengerti konsep jumlah, waktu dan prinsip sebab-akibat.
-          Mampu mengamati objek dan mengerti fungsi dari objek tersebut.
-          Pandai dalam pemecahan masalah yang menuntut pemikiran logis.
-          Menikmati pekerjaan yang berhubungan dengan kalkulus, pemograman komputer, metode riset.
-          Berpikir secara matematis dengan mengumpulkan bukti-bukti, membuat hipotesis, merumuskan dan membangun argumentasi kuat.
-          Tertarik dengan karir di bidang teknologi, mesin, teknik, akuntansi, dan hukum.
-        Menggunakan simbol-simbol abstrak untuk menjelaskan konsep dan objek yang konkret.
Profesi: auditor, akuntan, ilmuwan, ahli statistik, analisis / programer komputer, ahli ekonomi, teknisi, guru IPA / Fisika, dan sebagainya.
3.      Kecerdasan Spasial-Visual
Kecerdasan ini ditunjukkan oleh kemampuan seseorang untuk melihat secara rinci gambaran visual yang terdapat di sekitarnya. Seorang seniman dapat memiliki kemampuan persepsi yang besar. Bila mereka melihat sebuah lukisan, mereka dapat melihat adanya perbedaan yang tampak di antara goresan-goresan kuas, meskipu orang lain tidak mampu melihatnya. Dengan mengamati sebuah foto, seorang fotografer dapat membuat analisis mengenai kelemahan atau kekuatan dari foto tersebut seperti arah datangnya cahaya, latar belakang, dan sebagainya, bahkan mereka dapat memberi jalan keluar bagaimana seandainya foto itu ditingkatkan kualitasnya. Kecerdasan ini sangat dituntut pada profesi-profesi seperti fotografer, seniman, navigator, arsitek. Pada orang-orang ini dituntut untuk melihat secara tepat gambaran visual dan kemudian member arti terhadap gambaran tersebut.

Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut.
-       Senang mencoret-coret, menggambar, melukis dan membuat patung. 
-       Senang belajar dengan grafik, peta, diagram, atau alat bantu visual lainnya.
-       Kaya akan khayalan, imaginasi dan kreatif.
-       Menyukai poster, gambar, film dan presentasi visual lainnya.
-       Pandai main puzzle, mazes dan tugas-lugas lain yang berkaitan dengan manipulasi.
-       Belajar dengan mengamati, melihat, mengenali wajah, objek, bentuk, dan warna.
-       Menggunakan bantuan gambar untuk membantu proses mengingat.
Profesi: insinyur, surveyor, arsitek, perencana kota, seniman grafis, desainer interior, fotografer, guru kesenian, pilot, pematung, dan sebagainya.

4.      Kecerdasan Ritmik-Musik
Kecerdasan ritmik-musikal adalah kemampuan seseorang untuk menyimpan nada di dalam benaknya, untuk mengingat irama, dan secara emosional terpengaruh oleh musik. Kecerdasan musikal merupakan suatu alat yang potensial karena harmoni dapat merasuk ke dalam jiwa seseorang melalui tempat-tempat yang tersembunyi di dalam jiwa (Plato). Musik dapat membantu seseorang mengingat suatu gerakan tertentu, perhatikan seseorang atau sekelompok orang yang sedang menari atau berolahraga senam ritmik mesti selalu disertai dengan alunan musik.
Banyak pakar berpendapat bahwa kecerdasan musik merupakan kecerdasan pertama yang harus dikembangkan dilihat dari sudut pandang biologi (saraf) kekuatan musik, suara dan irama dapat menggeser pikiran, member ilham, meningkatkan ketakwaan, meningkatkan kebanggan nasional dan mengungkapkan kasih saying untuk orang lain.

Kecerdasan musikal dapat member nilai positip bagi siswa karena: (a) meningkatkan daya kemampuan mengingat; (c) meningkatkan prestasi/kecerdasan; (c) meningkatkan kreativitas dan imajinasi.

Suatu studi yang dikutip oleh May Lim (2008) menunjukkan bahwa sekelompok siswa yang kepadanya diperdengarkan musik selama delapan bulan mengalami peningkanan dalam IQ spatial sebesar 46% sementara kelompok kontrol yang tidak diperdengarkan musik hanya meningkat 6%.Mungkin sering kita melihat ada siswa atau orang yang lebih suka belajar bila ada musik yang diperdengarkan (Gaya belajar auditory). Pada orang ini informasi akan lebih mudah tersimpan di dalam memorinya , karena mereka mampu mengoasiasikan irama musik dengan informasi pengetahuan yang mereka baca meskipun kadang-kadang mereka tidak menyadarinya.
Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut.
-          Menyukai banyak jenis alat musik dan selalu tertarik untuk memainkan alat musik. 
-          Mudah mengingat lirik lagu dan peka terhadap suara-suara.
-          Mengerti nuansa dan emosi yang terkandung dalam sebuah lagu.
-          Senang mengumpulkan lagu, baik CD, kaset, atau lirik lagu.
-          Mampu menciptakan komposisi musik.
-          Senang improvisasi dan bermain dengan suara.
-          Menyukai dan mampu bernyanyi.
-          Tertarik untuk terjun dan menekuni musik, baik sebagai penyanyi atau pemusik.
-          Mampu menganalisis / mengkritik suatu musik.
Profesi: DJ, musikus, pembuat instrumen, tukang stem piano, ahli terapi musik, penulis lagu, insinyur studio musik, dirigen orkestra, penyanyi, guru musik, penulis lirik lagu, dan sebagainya.

5.      Kecerdasan Kinestetik
Kecerdasan ini ditunjukkan oleh kemampuan seseorang untuk membangun hubungan yang penting antara pikiran dengan tubuh, yang memungkin tubuh untuk memanipulasi objek atau menciptakan gerakan. Secara biologi ketika lahir semua bayi dalam keadaan tidak berdaya, kemudian berangsur-angsur berkembang dengan menunjukkan berbagai pola gerakan, tengkurap, “berangkang”, berdiri, berjalan, dan kemudian berlari, bahkan pada usia remaja berkembang kemampuan berenang dan akrobatik.

Kecerdasan ini amat penting karena bermanfaat untuk (a) meningkatkan kemampuan psikomotorik, (b) meningkatkan kemampuan sosial dan sportivitas, (c) membangun rasa percaya diri dan harga diri dan sudah barang tentu (d) meningkatkan kesehatan.
Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut.
-       Merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan dalam menggunakan tubuh kita secara trampil untuk mengungkapkan ide, pemikiran, perasaan, dan mampu bekerja dengan baik dalam menangani objek. 
-       Memiliki kontrol pada gerakan keseimbangan, ketangkasan, dan keanggunan dalam bergerak.
-       Menyukai pengalaman belajar yang nyata seperti field trip, role play, permainan yang menggunakan fisik.
-       Senang menari, olahraga dan mengerti hidup sehat.
-       Suka menyentuh, memegang atau bermain dengan apa yang sedang dipelajari.
-       Suka belajar dengan terlibat secara langsung, ingatannya kuat terhadap apa yang dialami atau dilihat.
Profesi: ahli terapi fisik, ahli bedah, penari, aktor, model, ahli mekanik / montir, tukang bangunan, pengrajin, penjahit, penata tari, atlet profesional, dan sebagainya.

6.      Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan ini berkait dengan kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain. Pada saat berinteraksi dengan orang lain, seseorang harus dapat memperkirakan perasaan, temperamen, suasana hati, maksud dan keinginan teman interaksinya, kemudian memberikan respon yang layak. Orang dengan kecerdasan Interpersonal memiliki kemampuan sedemikian sehingga terlihat amat mudah bergaul, banyak teman dan disenangi oleh orang lain. Di dalam pergaulan mereka menunjukkan kehangatan, rasa persahabatan yang tulus, empati. Selain baik dalam membina hubungan dengan orang lain, orang dengan kecerdasan ini juga berusaha baik dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan perselihanan dengan orang lain.

Kecerdasan ini amat penting, karena pada dasarnya kita tidak dapat hidup sendiri (No man is an Island). Orang yang memiliki jaringan sahabat yang luas tentu akan lebih mudah menjalani hidup ini. Seorang yang memiliki kecerdasan “bermasyarakat” akan (a) mudah menyesuaikan diri, (b) menjadi orang dewasa yang sadar secara sosial, (b) berhasil dalam pekerjaan.

Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut.
-       Memiliki interaksi yang baik dengan orang lain, pandai menjalin hubungan sosial. 
-       Mampu merasakan perasaan, pikiran, tingkah laku, dan harapan orang lain.
-       Memiliki kemampuan untuk memahami orang lain dan berkomunikasi dengan efektif, baik secara verbal maupun non-verbal.
-       Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kelompok yang berbeda, mampu menerima umpan balik yang disampaikan orang lain, dan mampu bekerja sama dengan orang lain.
-       Mampu berempati dan mau mengerti orang lain.
-       Mau melihat sudut pandang orang lain.
-       Menciptakan dan mempertahankan sinergi.

Profesi: administrator, manager, kepala sekolah, pekerja bagian personalia / humas, penengah, ahli sosiologi, ahli antropologi, ahli psikologi, tenaga penjualan, direktur sosial, CEO, dan sebagainya.

7. Kecerdasan Intrapersonal.
Oliver Wendell Holmes berpendapat: Apa yang didepan dan apa yang ada di belakang kita adalah hal yang kecil dibandingkan dengan apa yang ada di dalam diri kita. Inilah kira-kirapandangan yang dianut oleh orang yang memiliki kecerdasan intrapersonal ini. Kecerdasan intrapersonal adalah kecerdasan yang menyangkut kemampuan seseorang untuk memahami diri sendiri dan bertanggungjawab atas kehidupannya sendiri.

Orang-orang dengan kecerdasan ini selalu berpikir dan membuat penilaian tentang diri mereka sendiri, tentang gagasan, dan impiannya. Mereka juga mampu mngendalikan emosi mereka untuk membimbing dan memperkaya dan memperluas wawasan kehidupan mereka sendiri.

Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut.
-       Mengenal emosi diri sendiri dan orang lain, serta mampu menyalurkan pikiran dan perasaan. 
-       Termotivasi dalam mengejar tujuan hidup.
-       Mampu bekerja mandiri, mengembangkan kemampuan belajar yang berkelanjutan dan mau meningkatkan diri.
-       Mengembangkan konsep diri dengan baik.
-       Tertarik sebagai konselor, pelatih, filsuf, psikolog atau di jalur spiritual.
-       Tertarik pada arti hidup, tujuan hidup dan relevansinya dengan keadaaan saat ini.
-       Mampu menyelami / mengerti kerumitan dan kondisi manusia.

Profesi: ahli psikologi, ulama, ahli terapi, konselor, ahli teknologi, perencana program, pengusaha, dan sebagainya.

7.      Kecerdasan Naturalis.
Kemampuan untuk mengenali dan mengelompokkan serta menggambarkan berbagai macam keistimewaan yang ada di lingkungannya. Beberapa pekerjaan yang membutuhkan kecerdasan naturalis ini adalah ahli biologi atau ahli konservasi lingkungan.

Menurut Wilson dalam Anxs (2007), kecerdasan naturalis adalah kemampuan mengenali berbagai jenis flora dan fauna serta kejadian alam, misalnya asal-usul binatang, pertumbuhan tanaman, terjadinya hujan, manfaat air bagi kehidupan, tata surya, dan kejadian alam lainnya. Kecerdasan naturalis ini berkaitan dengan wilayah otak bagian kiri, yakni bagian yang peka terhadap pengenalan bentuk atau pola kemampuan membedakan dan mengklasifikasikan sesuatu. Jika anak dengan mudah dapat menandai pola benda-benda alam, dan mengingat benda-benda alam yang ada di sekitarnya, maka anak dapat dikatakan memiliki kecerdasan naturalis tinggi.

Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut.
-       Suka mengamati, mengenali, berinteraksi, dan peduli dengan objek alam, tanaman atau hewan. 
-       Antusias akan lingkungan alam dan lingkungan manusia.
-       Mampu mengenali pola di antara spesies.
-       Senang berkarir di bidang biologi, ekologi, kimia, atau botani.
-       Senang memelihara tanaman, hewan.
-       Suka menggunakan teleskop, komputer, binocular, mikroskop untuk mempelajari suatu organisme.
-       Senang mempelajari siklus kehidupan flora dan fauna.
-       Senang melakukan aktivitas outdoor, seperti: mendaki gunung, scuba diving (menyelam).


Profesi: dokter hewan, ahli botani, ahli biologi, pendaki gunung, pengurus organisasi lingkungan hidup, kolektor fauna / flora, penjaga museum zoologi / botani dan kebun binatang, dan sebagainya.

Kamis, 10 Juli 2014

Benarkah Indonesia Tanah Surga

Setelah menonton film berjudul Tanah Surga Katanya! Yang di sutradarai oleh Herwin Novianto. Film yang berkisah tentang kehidupan di kawasan perbatasan Indonesia dengan Malaysia, tepatnya di Kalimatan  Barat. Aku menyadari banyak hal yang sangat penting. Yaitu mulai dari perlunya kita memupuk rasa nasionalis kita, agar apa ang terjadi di film tersebut (pindah kewarganegaraan) tidak terjadi pada kita. Dalam film tersebut dikisahkan betapa pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah tidak menyentuh kawasan perbatasan. Pembangunan, kemakmuran, kesejahteraan, dan kemajuan merupakan hal yang sangat diinginkan oleh para Warga Negara Indonesia di perbatasan. Film tersebut mungkin tidak menggambarkan bagaimana patriotsme warga perbatasan, mungkin saja pada kenyataannya warga perbatasan telah kehilangan rasa nasionalisnya. Sesuatu yang sangat riskan, apabila kita melihat betapa majunya pembangunan di kota-kota besar di Indonesia berbanding terbalik dengan kemajuan di perbatasan.  Hal yang terjadi di Indonesia saat ini adalah seakan-akan Perbatasan itu selalu identik dengan Keterbatasan. Mulai dari  pendidikan, Informasi, Kesehatan, dan lain-lain. Perlu disadari bahwa kawasan perbatasan merupakan salah satu kawasan penting yang menjaga NKRI. Apabila kawasan ini goyah, maka Indonesia juga akan goyah. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka pembangunan di Indonesia hrus tanpa batas dan mampu menembus batas.  Film Tanah Surga Katanya! Menggambarkan bahwa betapa tidak merata, tidak adil, dan tidak berpihaknya pembangunan terhadap warga perbatasan. 
http://hphandayani.blogspot.com/2012/08/review-film-tanah-surga-katanya.html
Pembangunan itu Manis bagi mereka yang menikmatinya,
Tetapi pahit bagi mereka yang berada di Perbatasan,
Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah benarkah Indonesia Tanah Surga? Jika ia maka sudah seharusnya warga negara Indonesia menikmati yang namanya kesejahteraan. Dan hak mereka untuk bebas dari yang namanya keterbatasan.

Indonesia memang Tanah Surga yang memilki kekayaan berlimpah dan sudah semestinya  masyarakatnya hidup dalam kesejahteraan. Semoga saja bisa, dan semoga saja benar,, Amiin,,Amiin,, Amiin,,”
http://danieldokter.wordpress.com/2012/08/17/review-tanah-surga-katanya-2012/

Sudah saatnya kita (generasi penerus bangsa) untuk belajar, berjuang, dan memupuk rasa patriotik, dan nasionalis kita untuk membangun bangsa ini,, Menjadi bangsa yang  disegani dunia, menjadi bangsa yang sejahtera, makmur,,

Amiin,, Amiin,, Amiin,,

Kamis, 03 Juli 2014

Antara IPK atau Ilmu Pengetahuan

Hari ini saya akan sharing mengenai cara untuk meningkatkan IPK, bukan cara instan.
Insya Allah bisa membantu 

http://www.kaskus.co.id/thread/52ee7c8d118b46f1128b46bd/ipk
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) merupakan salah satu hal yang terkadang dianggap penting oleh segelintir orang. IPK didapatkan dari jumlah kumulatif Indeks Prestasi Semester (IPS).  Ada beberapa alasan  kenapa IPK menjadi salah satu hal yang penting :

  • IPS menjadi penting karena dapat digunakan untuk mendapatkan beasiswa,  baik itu beasiswa untuk melanjutkan studi ataupun beasiswa yang diterima selama masa kuliah,
  • Mempercepat Masa Studi, Saat ini berbagai perguruan tinggi menerapkan sistem SKS. Yaitu suatu sistem, dimana mahasiswa yang IPS-nya 3 keatas dapat mengambil jumlah SKS maksimal 24, kurang dari 3, otomatis ketinggalan beberapa matakuliah, & dampak lebih lanjutnya ya meningkatnya masa studi.
  • Membanggakan Orang tua. Kalau IPS/IPK kita tinggi biasanya ada orang tua  kita akan bangga kepada kita.
Antara IPK dan Ilmu Pengetahuan

Saat ini banyak Mahasiswa yang berorientasi pada IPK dibandingkan dengan Ilmu Pengetahuan. Dimana mereka mempunyai tujuan belajar untuk mendapatkan nlai yang tinggi, bukan ILMU. Jika kita berorientasi pada nilai, maka Ilmu Pengetahuan yang kita dapatkan akan dangkal. Padahal tujuan pokok pendidikan ialah berkaitan erat dengan Penguasaan Ilmu Pengetahuan.  Mahasiswa yang berorientasi pada IPK akan berusaha mendapatkan nilai yang bagus dengan cara apapun, termasuk curang pada saat ujian. Dengan demikian tujan pendidikan yang sebenarnya tidak dapat tercapai. 

Jika kita berorienasi pada Ilmu Pengethuan, kelak kita akan menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa (dengan Ilmu Pengetahuan yang kita miliki). Bahkan jika kita berorientasi pada Ilmu Pengetahuan, IPK kita cenderung tinggi ataupun bagus. ---> Karena kita menguasai apa yang diberikan atau diajarkan oleh Dosen.

Adakah Cara Meningkatkan IPK

Terlepas apapun yang sobat pilih antara Ilmu Pengetahuan atau IPK, saya akan memberikan salah satu tips yang mungkin bisa digunakan untuk meningktkan IPK, berikut adalah tips yang menurut saya ampuh,,

Membuat nilai mata kuliah yang jumlah SKS-nya lebih tinggi dibanding yang lain, mendapatkan nilai yang bagus. Misalnya:

Pada saat semester 2, Matakuliah yang ada sebagai berikut,
  1. Struktur & Perkembangan Tumbuhan (4 SKS)
  2. Struktur & Perkembangan Hewan (4 SKS)
  3. Kimia Organik ( 3 SKS)
  4. Bahasa Inggris (2 SKS)
  5. Pendidikan Kewarganegaraan (3 SKS) 
  6. Ilmu Sosial & Budaya Dasar (3 SKS)
  7. Pengenalan Lingkungan Lahan Basah (2 SKS)
  8. Pengenalan Ilmu Komputer ( 2 SKS)
Dari rincian matakuliah tersebut, maka nilai yang harus tinggi ialah Struktur & Perkembangan Tumbuhan, Struktur & Perkembangan Hewan. Jika Nilai kedua matakuliah tersebut bagus, maka  secara  otomatis IPS akan terdongkrak naik. Hal tersebut dikarenakan untuk menghitung IPS dilakukan dengan rumus berikut
Dan untuk menghitung bobot digunakan rumus
Demikin tips yang dapat saya berikan, untuk cara belajar tergantung masing-masing. Setiap orang pasti berbeda. Ada yang mudah paham, ada yang cepat paham, ada pula yang nggak bisa diganggu oleh suara bisisng. dan macam-macam.
http://lilianto-ichsan.blogspot.com/2013/09/ipk-rendah-jangan-berkecil-hati.html

Selanjutnya tinggal sobat yang memutuskan, apakah belajar untuk mendapatkan nilai, atau untuk mendapatkan ILMU,,,,
Yang terpenting jika sobat memilih menapatkan nilai, agar tdak mendapatkan nilai dengan cara yang salah,,,,,

http://triyogaadiperdana.wordpress.com/2012/02/26/ipk-dan-proses/

Minggu, 29 Juni 2014

Indonesia Bersahabat Dengan Bencana

http://geology.com/world/indonesia-satellite-image.shtml
Indonesia merupakan sebuah negara yang terletak di antara dua samudra dan dua benua. Dan juga merupakan negara yang dikelilingi oleh alur pegunungan merapi. Sehingga biasa disebut juga cincin api (Ring of Fire).  Pertemuan dua samudra, dua benua, dan juga alur pegunungan merapi membuat Indonesia menjadi salah satu negara yang paling rentan mengalami bencana. Sejarah membuktikan bahwa bangsa Indonesia telah diuji berulang kali oleh berbagai bencana dahsyat, bahkan lama sebelum Indonesia merdeka. Namun berlawanan dengan hal tersebut, kawasan Indonesia memiliki bentang alam yang sangat indah dan juga kekayaan alam yang sangat melimpah.
Selain letaknya yang rentan terhadap bencana, Indonesia juga memiliki suatu keuntungan lebih. Yaitu menjadi kawasan strategis tempat melintasnya kapal dari seluruh dunia. Sehingga seharusnya Indonesia bisa menjadi negara yang makmur. Namun dalam perkembangannya, dari masa-kemasa bangsa Indonesia malah hanya berkutat dengan berbagai bencana yang sering kali dalaminya. Bencana yang seringkali dialami Indonesia justru membuat bangsa ini sulit mencapai kemakmuran dan kesejahteraan. Hal yang perlu diperhatikan dan diingat ialah bahwa bencana bukanlah menjadi kelemahan bagi bangsa ini, justru kita bisa memanfaatkan bencana yang bisa terjadi sebagai suatu kelebihan yang bisa menjadikan kita berdiri diatasnya untuk mencapai bangsa Indonesia yang makmur dan sejahtera.

Penyebab Bencana
  1. Alam, terjadi bukan karena kibat ulah manusia, tetapi terjadi sebagai fenomena alam.
  2. Ulah Manusia, akibat ulah manusia; seperti banjir, dll.

Bencana-bencana yang pernah dialami oleh Indonesia

Berikut adalah catatan bencana yang pernah dialami Indonesia:
  1. Tsunami pada 26 Desember 2004 di Nanggroe Aceh Darussalam, Nias, Asia Selatan, Asia Tenggara dan Afrika. Diperkirakan korban mencapai lebih 200.000 orang (150.000 orang di Aceh dan Nias). Ketinggian tsunami kala itu mencapai 35 meter, yang terjadi akibat gempa tektonik berkekuatan 8,5 SR.
    http://nubuat.blogspot.com/2012/08/kesaksian-puan-maharani-tragedi-tsunami.html
  2. Meletusnya Gunung Tambora (atau Tomboro) di Kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat (NTB),  pada tahun 1815. Jumlah korban diperkirakan 92.000 orang. Besar letusan gunung Tambora masuk dalam skala tujuh VEI (Indeks Letusan Gunung Internasional), dengan jumlah semburan tefrit sebesar 1.6 x 1011 meter3. Letusan ketiga ini mempengaruhi iklim global dalam waktu yang lama. Aktivitas Tambora setelah letusan tersebut baru berhenti pada tanggal 15 Juli 1815. Akibat letusan Tambora antara lain Tsunami besar menyerang pantai beberapa pulau di Indonesia pada tanggal 10 April 1815 dengan ketinggian diatas 4 m. Tinggi asap letusan mencapai ketinggian lebih dari 43 km. Karena daya tarik gravitasi yang ringan di angkasa, abu dan debu Tambora melayang dan menyebar mengelilingi dunia. Debu Tambora menetap di lapisan troposfer selama beberapa tahun dan turun melalui angin dan hujan kembali ke Bumi. Letusan gunung Tambora berdampak terhadap gagal panen di China, Eropa, dan Irlandia. Hujan tanpa henti selama delapan minggu memicu epidemi tifus yang menewaskan 65.000 orang di Inggris dan Eropa. Kelaparan melumpuhkan di Inggris. Kegelapan menyelimuti Bumi. Tambora juga jadi salah satu pemicu kerusuhan di Perancis yang warganya kekuarangan makanan. Juga mengubah sejarah saat Napoleon kalah akibat musim dingin berkepanjangan dan kelaparan pada 1815 di Waterloo.
    http:// sangunik.co.cc
  3. Tsunami Gunung Krakatau (letaknya di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra) meletus, 26 Agustus 1883.  Dengan jumlah korban jiwa mencapai lebih dari 36.000 jiwa. Ledakan ini menimbulkan gelombang setinggi 40 meter, gempa bumi dan menimbulkan tsunami hingga mencapai Hawaii. Menghancurkan 195 desa-desa di sepanjang Merak hingga Karawang, Ujung Kulon hingga Sumatera bagian selatan. Atmosfer dipenuhi dengan debu vulkanik. Dunia sempat mengalami kegelapan selama dua hari. Matahari meredup selama setahun ke depan. Perubahan iklim global sedang.
  4. Gempa tektonik 6.2 SR di Yogyakarta, 27 Mei 2006. Berdasarkan data yang diterima dari Yogyakarta Media Center pada tanggal 7 Juni 2006, jumlah korban mencapai 5.716 orang tewas dan 37.927 orang luka-luka. Gempa mengguncang Yogyakarta pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB selama 57 detik. Gempa bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada SR. Secara umum posisi gempa berada sekitar 25 km selatan-barat daya Yogyakarta.
    http://cahandong.org/2007/05/25/refleksi-satu-tahun-gempa-jogja.html
  5. Gempa Bumi Sumatera Barat 2009 dengan kekuatan 7,6 SR di lepas pantai Sumatera Barat, pada pukul 17:16:10 WIB tanggal 30 September 2009. Gempa ini terjadi di lepas pantai Sumatera, sekitar 50 km barat laut Padang. Gempa menyebabkan kerusakan parah di beberapa wilayah di Sumatera Barat. Menurut data Satkorlak PB, banyaknya 6.234 orang tewas akibat gempa ini yang tersebar di 3 kota & 4 kabupaten diSumatera Barat.
  6. Gunung Kelud (Kediri Jawa Timur), meletus 19 Mei 1919. Dengan jumlah korban mencapai  5.115 orang. Letusan tahun 1919 merupakan bencana terbesar yang dihasilkan oleh aktivitas gunung Kelud pada abad ke 20, yang mengakibatkan sekitar 5160 orang meninggal. Letusan terjadi pada tengah malam antara tanggal 19 dan 20 Mei 1919 yang ditandai dengan suara dentuman amat keras bahkan terdengar sampai di Kalimantan.
  7. Tsunami Ende, Flores-Nusa Tenggara Timur, 12 Desember 1992. Dengan jumlah korban mencapai  2100 orang. Gempa bumi berkekuatan 7,8 Mw terjadi pada di lepas pantai utara bagian timur Pulau Flores, Indonesia, jam 05:29 GMT (13:29 waktu setempat) pada tanggal 12 Desember 1992.
  8. Meletusnya gunung merapi di Yogyakarta pada tanggal 26 Oktober 2010, dan menewaskan 161 orang.
  9. Banjir Bandang dan Longsor di Manado pada Rabu 15 Januari 2014 yang menewaskan 18 orang.
  10. Banjir Bandang di Teluk Wondama, Papua Barat pada tanggal 13 November 2013.
    http://seputarnusantara.com/?p=4451
  11. Gempa dan tsunami Mentawai pada  tanggal 25 Oktober 2010, Gempa bumi tersebut berkekuatan sebesar 7,2 (Mw).


Selain yang disebutkan diatas, masih banyak lagi bencana yang pernah terjadi di Indonesia. Kebanyakan dari bencana besar yang terjadi di Indonesia merupakan karena faktor alam, tetapi juga banyak yang disebabkan oleh olah manusia.

Sejarah telah membuktikan bahwa bangsa ini telah diuji oleh berbagai bencana besar.  Namun pada kenyataannya Indonesia masih saja kehilangan banyak nyawa disaat bencana menimpa. Semestinya bencana yang pernah terjadi dan dialami oleh Indonesia dapat menjadi pelajaran di masa mendatang. Dengan letak geografis yang kadang-kadang sangat potensial terjadi gempa, tsunami, dan letusan gunung berapi Indonesia harus terus berinovasi; agar pada saat terjadi bencana nantinya korban, dan kerusakan dapat diminimalisir.

Solusi Untuk Meminimalisir Dampak Bencana

          Menurut Teddy Lesmana (Peneliti LIPI di Pusat Penelitian Ekonomi), untuk meminimalkan bencana dan dampak yang ditimbulkannya, harus dimulai dengan membuat disain perencanaan pembangunan yang memasukkan kajian yang sistematis terhadap risiko bencana. Dalam disain tersebut hendaknya ada berbagai pilihan-pilihan kebijakan dalam rangka mengatasi kerawanan dan kerentanan terhadap bencana alam bagi semua kelompok dalam masyarakat.  Menurutnya, kajian terhadap risiko bencana harus dilakukan secara berkala untuk memastikan keakuratan manajemen risiko bencana sesuai dengan perubahan dalam dinamika kehidupan sosial-ekonomi masyarakat dalam proses pembangunan. Untuk lebih spesifik dalam kaitannya dengan penanganan bencana, kita perlu membangun siklus manajemen bencana.
          Manajemen siklus ini harus meliputi, pertama, pencegahan dengan mengukur dan memprediksi terjadinya bencana kajian ilmiah yang kredibel. Kedua, mitigasi untuk meminimalkan dampak bencana yang terukur dalam langkah program aksi pascabencana. Ketiga, kesiapan, langkah-langkah prosedur standar, dan sosialisasi penanganan tanggap bencana sehingga masyarakat siap untuk mengantisipasi bencana. Keempat, respons yang cepat dan terstruktur penanganan pascabencana.
Menurutnya, dalam rangka menciptakan kondisi yang kondusif dalam pengarusutamaan manajemen risiko bencana kebijakan dalam pembangunan, beberapa prakondisi yang harus disiapkan ialah,

  1. Aspek legislasi, Rancangan landasan hukum yang tepat untuk manajemen risiko bencana termasuk pengarusutamaan pengurangan risiko bencana ke dalam perencanaan dan kebijakan pembangunan merupakan komponen kunci dalam menciptakan lingkungan dan kerangka kerja sehingga strategi-strategi manajemen risiko bencana dapat lebih diberdayakan.
  2. Strategi manajemen risiko bencana, perlu dikembangkan strategi manajemen risiko bencana yang komprehensif yang secara aktif melibatkan berbagai pemangku kepentingan dari berbagai tingkatan pemerintahan dan juga kalangan swasta, komunitas lokal, dan masyarakat madani diperlukan dalam implementasi kerangka kerja legislatif dan memberikan platform susunan koordinasi dan mekanisme monitoring. Ketiga, susunan dan kapasitas kelembagaan untuk manajemen risiko bencana yang terkoordinasi mulai dari tingkat pusat dan daerah termasuk kapasitas pelaksanaan manajemen risiko bencana yang memadai.
            Menurut saya, banyak hal yang bisa dilakukan untuk meminimalisir dampak korban bencana dan kerusakan. Yaitu; Membuat Inovasi terbaru dalam upaya meminimalisir dampak bencana seperti, Inovasi gedung tahan gempa, sensor pendeteksi bencana yang cepat,  konstruksi rumah dan bahan bangunan tahan panas asap letusan gunung. Ide- ide yang saya keluarkan tersebut memang terdengar sangat konyol. Akan tetapi itulah yang kita butuhkan di Indonesia sebagai negara yang cukup sering mengalami bencana. Sebagai salah satu negara yang cukup sering mengalami bencana mestinya kita lebih bersahabat dengan bencana.


#Indonesia Bersahabat Dengan Bencana

Sumber:

Lesmana, T . 2014. Manajemen Bencana dalam Pembangunan. Media Indonesia Edisi 1 Februari